Tradisi sadranan di Masjid Sambisari Kalasan Sleman, dua gunungan ludes diserbu puluhan warga

photo author
- Selasa, 25 Februari 2025 | 09:30 WIB
Puluhan warga berebut gunungan di acara adat dan tradisi Sadranan Masjid Sambisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Senin (24/2/2025).  (Koko Triarko)
Puluhan warga berebut gunungan di acara adat dan tradisi Sadranan Masjid Sambisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Senin (24/2/2025). (Koko Triarko)

HARIAN MERAPI - Puluhan warga antusias berebut gunungan hasil bumi upacara adat dan tradisi sadranan Masjid Sambisari, Kalasan Sleman, Yogyakarta, Senin (24/2/2025) sore.

Tak butuh waktu lama, dua gunungan hasil bumi di acara upacara adat dan tradisi sadranan Masjid Sambisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, ludes diserbu puluhan warga.

Dua gunungan hasil bumi di acara adat dan tradisi sadranan Masjid Sambisari Kalasan Sleman, habis tak bersisa di saat acara potong tumpeng masih berlangsung.

Baca Juga: Kemenag DIY: Awal Ramadhan 1446 H Berpeluang Bersamaan pada 1 Maret

Upacara adat dan tradisi sadranan Masjid Sambisari Kalasan Sleman itu juga berlangsung meriah dengan kehadiran kiai nyentrik dari Jawa Timur, KH Ahmad Muwafiiq.

Kiai karismatik yang karib disapa Gus Muwafiq, hadir di acara sadranan Masjid Sambisari, dan memberikan tausiyah serta memimpin doa di serambi masjid.

Gus Muwafiq juga memotong tumpeng nasi kuning di serambi masjid, untuk diberikan kepada seluruh jajaran pimpinan forkompimda DIY, dan takmir Masjid Sambisari Kalasan Sleman.

Di tengah berlangsungnya prosesi potong tumpeng itulah puluhan warga yang tak sabar, merangsek ke serambi masjid untuk berebut gunungan hasil bumi.

Baca Juga: Catat Lur, Uji Coba Sistem Satu Arah di Plengkung Gading akan Diberlakukan pada Minggu Kedua Maret 2025

Dalam sekejap, dua gunungan hasil bumi seperti aneka sayuran dan buah serta perkakas rumah tangga seperti gayung, teko plastik, dan sebaginya habis direbut puluhan warga, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua.

Sementara itu, upacara adat dan tradisi sadranan di Masjid Sambisari Kalasan Sleman Yogyakarta, diawali dengan berbagai sambutan.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh perwakilannya, menyebut upacara sadranan bukan sekadar ritual adat. Namun, juga merupakan manifestasi penghambaan kepada Allah SWT, dan bentuk kedekatan hati kepada-Nya.

Baca Juga: Terlepas Situasi Retret, Hubungan Gerindra-PDIP Tetap Harmonis

Sri Sultan menyebut jika upacara adat sadranan merupakan tradisi Islam Jawa yang diwariskan oleh Walisongo, dengan kearifan menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X