HARIAN MERAPI - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut umat Muslim di Indonesia berpeluang besar mengawali puasa Ramadhan 1446 Hijriah secara bersamaan pada 1 Maret 2025.
"Potensi untuk sama itu besar, tapi juga ada potensi kecil untuk berbeda, terutama di awal Ramadhan. Semoga ini nanti bisa bersamaan," ujar Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIY Sya'ban Nuroni yang dilansir dari ANTARA di Yogyakarta, Senin (24/2).
Menurut Sya'ban, salah satu faktor yang mendukung kemungkinan awal Ramadhan seragam adalah posisi hilal yang pada saat matahari terbenam pada 28 Februari 2025 telah memenuhi syarat imkanur rukyat atau kemungkinan terlihatnya hilal.
Baca Juga: Dibutuhkan Rp25 Triliun Per Bulan untuk Menjangkau 82,9 Juta Penerima MBG
"Data astronomi terhadap ketinggian hilal dan juga elongasi, itu memang sudah imkan ya. Jadi, visibilitas hilalnya itu sudah terpenuhi," tuturnya.
Sya'ban menjelaskan berdasarkan penghitungan hisab, ijtima atau konjungsi terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB.
Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, yakni antara 3 derajat 5,91 menit hingga 4 derajat 40,96 menit, dengan sudut elongasi 4 derajat 47,03 menit hingga 6 derajat 24,14 menit.
Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025 dan Idul Fitri pada 31 Maret 2025
Ketinggian hilal tersebut telah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) untuk penetapan awal Ramadhan, yakni minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
"Kalau peluang sama itu sangat besar ya, karena Muhammadiyah kan sudah menetapkan 1 Ramadhan 1 Maret, kemudian Syawal-nya 31 Maret. Sedangkan pemerintah dalam kalender Kementerian Agama, 1 Ramadhan itu juga 1 Maret. Sementara yang Nahdlatul Ulama (NU) untuk keperluan ibadah itu kan tetap harus rukyat," jelasnya.
Meski demikian, Sya'ban mengimbau masyarakat tetap menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar Kemenag RI setelah pelaksanaan rukyatul hilal pada 28 Februari 2025.
Baca Juga: Indra Sjafri tangani timnas Indonesia ke SEA Games 2025
Kanwil Kemenag DIY telah menyiapkan lokasi pengamatan hilal secara terpusat di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Parangtritis, Kabupaten Bantul.
Rukyatul hilal akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perguruan tinggi yang memiliki program studi ilmu falak, serta organisasi masyarakat (ormas) Islam.
"Kami juga undang pondok pesantren yang memang mengajarkan tentang ilmu falak atau hisab rukyat. Intinya semua kita undang baik secara kelembagaan dan juga para pakar ilmu falak," katanya.