HARIAN MERAPI - Lembaga Seni dan Sastra (LSS) Reboeng menggelar Opera Anak Rahasia Yoke di Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta pada Sabtu (16/11). Acara ini merupakan pementasan dari buku baru karya LSS Reboeng berjudul Rahasia Yoke.
Sutradara Ana Ratri Wahyuni mengatakan, Opera Anak Rahasia Yoke melibatkan dua grup dari Komunitas Parade Senja dan Omah Cangkem Mataraman dengan total penampil 30 anak. Ia mengaku sebelum pentas anak-anak hanya latihan satu minggu sekali selama dua bulan.
“Urusan anak-anak hati harus seluas samudera. Katanya anak sekarang sibuk sama HP, tapi ternyata semua. Buktinya cari jadwal yang bisa latihan bareng itu susah, bisanya seminggu sekali,” kata Ana, Sabtu (16/11/2024).
Baca Juga: Urusan gadai bisa ruwet bila seperti ini
“Mereka kalau latihan seenaknya sendiri, seperti tidak memperhatikan. Tetapi saya selalu yakin setiap pentas mereka luar biasa. Setiap pentas mereka natural, memberi kejutan ke kita bahwa mereka tidak seperti yang kita lihat. Tanpa disadari mereka profesional, mereka bisa menyesuaikan sedang di panggung dilihat banyak orang,” sambungnya.
Rahasia Yoke sendiri menceritakan endemik kanguru dari Papua atau biasa disebut kanguru pohon karena 80% hidup mereka berada di atas pohon.
Berbeda dari kanguru Australia, kanguru pohon ini memiliki keistimewaan, yakni pada bulu bagian dada hingga ekor berbeda dengan bagian tubuh lainnya yang cenderung mirip warna emas. Sehingga diibaratkan kanguru membawa emas yang kemudian disebut sebagai rahasia seperti tertera dalam judul buku.
Baca Juga: Penghargaan bagi pegiat hingga lurah pengguna bahasa Jawa terbaik diumumkan lewat FTBI 2024
“Konsepnya opera, tetapi lebih banyak teaternya. Kalau literasi dinikmati sebagai buku yang dibaca, kurang menarik bagi anak-anak. Tetapi kalau disajikan dalam bentuk teater lebih menarik,” terangnya.
Pendiri dan Pimpinan LSS Reboeng, Nana Ernawati menyampaikan, cerita Rahasia Yoke ia rampungkan sekitar tahun 2023 bersama rekannya.
“Saya baca tentang kanguru pohon seperti apa, diskusi dengan Mas Agus karena dia penulis handal. Awalnya Mas Agus buat cerita anak-anak itu terlalu dewasa, terus saya ubah. Diubah berkali-kali sampai selesai satu tahun,” lanjutnya.
Meskipun cerita untuk anak-anak, Nana tetap menyelipkan edukasi di dalamnya. Salah satunya anak-anak harus mengenal binatang-binatang yang dilestarikan di Indonesia dan hampir punah. Juga pesan untuk menerima perbedaan.
Baca Juga: Awas, komplotan pengutil baju, begini cara kerja mereka
“Kita harus setuju bahwa dalam hidup ini ada perbedaan, sama-sama kanguru tapi ada yang dari Australia, ada yang dari Papua. Itu perbedaan yang pasti ada. Kemudian mengenai emas, emas adalah lambang Indonesia yang sangat kaya, dan kita harus menjaga kekayaan Indonesia. Untuk anak-anak mungkin terlalu jauh, tapi pesan ini kami ajarkan kepada anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu salah satu penampil, Dira, mengaku senang menjadi bagian dari pementasan Opera Anak Rahasia Yoke ini. Selama sesi berlatih sebelum pentas, ia mengaku tidak mengalami kesulitan.