Selanjutnya Tri Saktiyana menerima dan membagikan uba rampe tersebut kepada para ASN Pemda DIY yang hadir.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakhsmi Pratiwi, SS., M.A. menjelaskan bahwa pihaknya selalu berkomitmen untuk melestarikan tradisi dan adat-istiadat budaya Jawa karena Grebek Mulud sudah menjadi warisan budaya yang diakui nasional.
Lebih lanjut Dian menjelaskan bahwa pemberian Pareden dari Kraton merupakan pemberian Raja Yogyakarta sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut juga merupakan doa bersama untuk keberkahan dan keselamatan lingkup para pamong praja yang ada di Kepatihan khususnya dan masyarakat DIY pada umumnya.
Sementara itu Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Drs.Tri Saktiyana, M.Si mengatakan, Grebeg Mulud merupakan prosesi budaya yang rutin dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Event tersebut selain untuk melestarikan budaya yang bersifat spiritual sekaligus dapat meningkatkan jumlah wisatawan ke Yogyakarta saat libur panjang.
Berkaitan dengan gunungan yang diberikan kepada ASN di Kepatihan sejak adanya Covid oleh Kraton disederhanakan menjadi pareden atau ubo rampe hingga saat ini, karena selain praktis juga lebih mudah dibagikan, namun hakikatnya tetap sama.
“Event ini selain untuk menguri-uri budaya yang bersifat spiritual Islami sekaligus untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang hadir ke Jogja, apalagi ini merupakan libur panjang dibuktikan dengan habisnya tiket kereta api dan pesawat menuju Jogja. Paringan dalem berupa pareden kepada ASN Pemda DIY menandakan bahwa hubungan Kraton dan Pemda DIY saling berkaitan, apa yang diberikan pada kami akan kami berikan pula kepada masyarakat luas seperti itu maknanya” ungkap Tri Saktiyana
Acara yang dikemas menarik tersebut berjalan dengan lancar menggunakan anggaran Dana Keistimewaan DIY. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengemas prosesi serah terima uba rampe pareden gunungan di Kepatihan dengan balutan budaya seperti tampak para perwakilan OPD Pemda DIY yang hadir mengenakan ageman Jawa, prosesi serah terima menggunakan Bahasa Jawa halus, dan dihibur dengan kesenian tradisional Yogyakarta. Kesenian tari Badui yang ditampilkan merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang sudah ditetapkan oleh UNESCO. *