HARIAN MERAPI - Keraton Yogyakarta memberikan pareden atau gunungan kakung kepada para ASN di lingkungan Pemda DIY di Kantor Kepatihan, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (28/9/2023).
Sebelumnya gunungan kakung dari Keraton dibawa ke Masjid Gedhe Keraton untuk didoakan, kemudian oleh bregada Bugis dibawa menuju Kantor Kepatihan melewati Jl. Pangurakan dan Jl. Margo Mulyo.
Setelah sampai di halaman Pendopo Wiyata Praja dilakukan penyerahan pareden oleh utusan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat KRT.Kintoko Sri Sudarma dan diterima secara simbolis oleh Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono.
Baca Juga: Usai raih emas Peparprov Sumsel, taekwondoin NPC Kabupaten Ogan Ilir meninggal, ini penyebabnya
Sekda DIY Beny Suharsono dalam kesempatan tersebut turut mendoakan Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta keluarga mendapat keberkahan dari Tuhan YME, dan juga diberikan kesehatan, panjang umur, murah rejeki serta tetap bijaksana dalam memimpin DIY sehingga rakyatnya senantiasa sejahtera adil dan makmur.
Setelah dibacakan doa, Beny Suharsono secara simbolis mengambil sebagian gunungan untuk dibagikan kepada Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah DIY dan Pejabat Eselon III.
Setelah itu gunungan berupa uba rampe terdiri atas hasil bumi seperti beras ketan, rengginang, wajik, hingga aneka sayuran digotong ke lapangan upacara komplek kepatihan untuk diperebutkan masyarakat.
Prosesi serah terima gunungan kakung tersebut disaksikan kurang lebih 80-an Kepala OPD dan Kepala Biro di lingkungan Pemda DIY.
Acara tersebut juga dihadiri utusan Keraton KRT Widyo Condro Ismoyo Ningrat dan Mas Rio Yudahadi Parwoto. Sebelum kedatangan pareden, para tamu undangan menyaksikan Beksan Angguk Nurogo dari Kulon Progo.
Baca Juga: SMA Muhi Yogya Gelar Pentas Ndarboy, Kunto Aji, Shaggy Dog di GOR UNY, Catat Jadwalnya
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundho Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. menjelaskan, Grebeg Mulud merupakan satu ungkapan rasa syukur Ngraso Dalem berupa sedekah raja kepada masyarakat juga pemerintah, disamping sebagai upaya untuk mengeratkan dan menguatkan keistimewaan DIY.
Dian menuturkan,upacara Grebeg merupakan salah satu dari upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan khususnya pada obyek kebudayaan adat dan tradisi meskipun sebenarnya cukup banyak pernik-pernik di dalam Grebeg yang merupakan obyek kebudayaan lainnya antara lain pengetahuan dan teknologi tradisional.
“Terkait dengan pelestarian dan pengembangan kebudayaan, Grebeg juga menjadi salah satu warisan budaya tak benda yang sudah diakui oleh Indonesia. Upaya pelestarian ini merupakan sebuah kewajiban dan menjadi bagian dari Dinas Kebudayaan (Kundho Kabudayan), yang kita laksanakan dengan berbagai macam inovasi tanpa meninggalkan pakemnya," ujar Dian.
Baca Juga: Dua oknum polisi lakukan kekerasan seksual di Ambon, ini langkah Polda Maluku
Tidak hanya ke kompleks Kepatihan, gunungan Hajad Dalem Garebeg Mulud 2023/Jimawal 1957 juga dibawa ke Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman.