HARIAN MERAPI – Kelompok karawitan yang sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul tersebar di berbagai tempat.
Salah satunya, yaitu Kelompok Karawitan Guyub Mukti Laras (GML) asal Padukuhan Maguwo-Wonocatur, Banguntapan, Bantul. Kelompok karawitan ini berdiri pada 2014 silam.
Adapun latihan rutin Kelompok Karawitan GML setiap malam Minggu di Joglo Kumorotaman di padukuhan setempat. Berbagai undangan pentas pun biasa diterima GML untuk memeriahkan beragam jenis acara.
Baca Juga: Gunungan apem meriahkan kirab ruwahan kampung Terban
Menurut Haryanto sebagai koordinator Kelompok Karawitan GML, undangan pentas di sejumlah perguruan tinggi biasa pula diterima. Pasalnya, penasihat kelompok karawitannya, yakni pasangan suami-istri, salah satu Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
“Penasihat kelompok karawitan kami Prof Dr Wahyudi Kumorotomo, Guru Besar di UGM dan istrinya, Prof Dr Dyah Mutiarin, Guru Besar di UMY. Gamelan yang kami gunakan dibelikan juga oleh keluarga Pak Wahyudi Kumorotomo,” terangnya, belum lama ini.
Ditambahkan Haryanto, Kelompok Karawitan GML yang aktif saat ini ada 20 oang. Paling banyak ibu-ibu, yaitu ada 15 orang dan bapak-bapak lima orang.
Baca Juga: Gandeng BPSK, PKSM Ksatria Jaya beri penyuluhan hukum konsumen
Sebagai pemain inti gamelan terdiri dari Haryanto/Kuwato/Iryanti (saron), Ningsih/Nur Wahyu (peking), Maryanto/Dwi Fathoni (demung), Haryati (kenong), Maryani (slenthem), Poniyati (gong), Probo(kendang), Mulyono (bonang barong) dan Sri S (bonang penerus).
Sedangkan judul lagu-lagu yang biasa dilantunkan Kelompok Karawitan GML ketika memeriahkan suatu acara, misalnya Sigro Mangsah, Sri Slamet, Santi Mulyo, Ibu Pertiwi, Ayun-ayun dan Udan Mas.
Ada pula judul Kembang Kates, Kupu Kui, Prau Layar, Gugur Gunung
Ojo Lamis dan Caping Gunung. Tak jarang, ketika GML pentas ada penonton/hadirin yang request lagu karawitan.
“Ketika memeriahkan acara dengan pesertanya ada yang dari luar negeri, tak sedikit yang terkesan dengan pentasnya kami. Banyak yang memvideo dan setelah kami selesai pentas, ada yang mencoba untuk menabuh gamelan,” ungkap Haryanto.
Artikel Terkait
Horor SMP Negeri yang angker, kata guru karawitan setiap malam tertentu terdengar suara gamelan
Tari Karang Kumandang ciptaan guru seni karawitan Karanganyar sambut tamu dalam gerak dan orkes gamelan
Pemkab Sukoharjo gelar Parade Karawitan, sentra gamelan Wirun jadi kebanggaan Sukoharjo
Kenapa seni karawitan perlu dilestarikan, ini beberapa alasannya...
UMY tuan rumah URECOL ke-17, segenap peserta dihibur kelompok karawitan Guyub Mukti Laras asal Bantul