Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon Babar Karawitan dan Macapat Cengkok Pakualaman

photo author
- Selasa, 23 September 2025 | 17:55 WIB
Pembicara dan moderator Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon.  (Teguh Priyono)
Pembicara dan moderator Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon. (Teguh Priyono)

"Upaya ini menjadi cara untuk mencari cengkok macapat dari masyarakat sehingga nantinya dapat menambah warna gaya macapat di Pakualaman," tutur pemilik nama asli Hayu Avang Darnawan, S.Pd., M.A.

Sementara itu K.M.T. Widyadipura banyak mengupas kekayaan karawitan yang ada di Pakualaman.

Menurut pemilik nama lahir Agus Suseno ini, dalam karawitan di Kadipaten Pakualaman ada beberapa Karawitan sesuai dengan penggunaannya, antara lain Karawitan Pakurmatan seperti Kiai Rinding dimainkan hanya pada saat penobatan raja, Gamelan Sekaten Alit, Kyai Kombang Tawan dan Nyi Madu Sedana dimainkan pada upacara Gerebeg Maulid, Syawal dan Besar.

Sedangkan menurut jenis gendingnya, Gending Pakurmatan untuk Wilujengan atau atur sesaji di Sewatama menggunakan Gending Monggang, Kodhok Ngoreg dan Carabalen dhawah Ketawang Pisan Bali.

Baca Juga: Kota Yogyakarta Perluas Digitalisasi Parkir hingga 110 Titik, Jukir Teladan Diganjar Penghargaan

"Untuk Miyos Kanjeng Gusti ditabuh Ketawang Puspawarna. Miyos Garwa Dalem menggunakan Ketawang Sri Kascaryan. Sedangkan Lancaran Udan Mas untuk mengiringi Jengkar Dalem. Pada setiap memperingati wiyosan Dalem dengan Ladrang Sri Dirgayuswa," urainya.

Selain karawitan pakurmatan menurut Widyadipura ada juga karawitan Uyon-uyon, menggunakan Gamelan Kyai Pangrawit Sari dan Kyai Talaga Muncar serta Kyai Jurung Manis.

Ada juga Karawitan Beksan atau Tari, seperti Langen Kusumo untuk lampahan Banjaran Sari ( masa P A VIII), Wireng, Pethilan, Srimpi, Bedhaya, Sendratari, Tarian Lepas dan Golek.

"Sajian Gendhing di Kadipaten Pakualaman ada yang berkibkat pada garap karawitan Yogyakarta dan garap karawitan Surakarta. Namun dalam perkembangannya Pakualaman memiliki corak garap tersendiri dengan mengambil dua garap karawitan yang ada sebelumnya," ungkap Widyadipuro.

Baca Juga: Pasar Kangen TBY 2025: Wahana untuk Merayakan Kekayaan Kuliner, Kesenian dan Tradisi Lokal

Dijelaskan juga untuk menggarap karawitan yang utuh harus memiliki kemampuan Adu Rasa, Jaga Rasa, Angon Rasa dan Angon Ulat. (C-3)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X