Pentas Selasa Wagen 'Ngrembaka' di Teras Malioboro 1 jadi ajang kreasi 10 Kalurahan Budaya di DIY

photo author
- Rabu, 2 Juli 2025 | 18:30 WIB
Kolaborasi musik dan tari Pathet Minor dari kalurahan Sinduadi Sleman (Dok. Dinas Kebudayaan DIY)
Kolaborasi musik dan tari Pathet Minor dari kalurahan Sinduadi Sleman (Dok. Dinas Kebudayaan DIY)

HARIAN MERAPI - Pentas  Seni Selasa Wagen menjadi ajang kreasi, ekspresi dan inovasi masing-masing kalurahan budaya di DIY, Selasa (1/7/2025).

Acara yang menampilkan potensi 10 kalurahan budaya di DIY tersebut berlangsung sore hingga malam hari di Teras Malioboro 1 Beskalan Yogyakarta.

Tidak hanya menampilkan drama tari, namun para seniman kalurahan budaya juga menampilkan kesenian tradisional yang menjadi potensi unggulan wilayah mereka, seperti reog wayang, tarian tradisional, dolanan anak, sholawat dan lain
sebagainya.

Baca Juga: Dinperinaker Temanggung gelar pelatihan pembuatan rokok sigaret kretek tangan bagi anak da keluarga petani tembakau

Pentas Seni Selasa Wagen diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dengan menggunakan anggaran Dana Keistimewaan Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seluruh pagelaran Pentas Seni Selasa Wagen terbuka untuk umum dan dapat dihadiri oleh seluruh masyarakat serta wisatawan yang berkunjung ke kawasan Malioboro. Acara tersebut juga dapat disaksikan di kanal youtube Taste Of Jogja Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakhsmi Pratiwi menjelaskan pihaknya menyelenggarakan Pentas Seni Selasa Wagen dengan tujuan dapat menjadi media berkreasi, berekspresi dan berinovasi masing-masing kalurahan budaya di DIY.

Campursari Guyub Lestari dari Logandeng Gunungkidul
Campursari Guyub Lestari dari Logandeng Gunungkidul (Dok. Dinas Kebudayaan DIY)

Dian mengatakan, tema yang diambil dalam gelaran pentas Selasa Wagen kali ini adalah Ngrembaka.

Ngrembaka diambil dari istilah Jawa yang artinya berkembang, diharapkan bahwa semua potensi yang dimiliki kalurahan budaya mampu berkembang, lestari dan untuk kesejahteraan masyarakat di kalurahan budaya DIY.

Dalam acara tersebut Dian juga mengajak masyarakat untuk tidak sekedar menyaksikan pentas kalurahan budaya namun juga membeli produk maupun oleh-oleh di tenant Teras Malioboro.

Dalam acara tersebut tampak hadir jajaran Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, OPD di lingkungan Pemda DIY, Tim Monitoring dan evaluasi kalurahan budaya, Lurah desa budaya, dan pendamping desa budaya.

Baca Juga: Hasto Wardoyo Targetkan Semua Sekolah Negeri di Kota Yogyakarta Jadi Unggulan

Pementasan kalurahan budaya diawali dari Sinduadi Sleman dengan Pathet Minor, merupakan sebuah inspirasi lagu lagu dolanan anak yang dibawakan dengan tari-tarian diiringi aransemen kolaborasi musik modern dan tradisi.

Kemudian disusul dari Brosot Kulon Progo dengan kesenian tradisional reog wayang Angleluri. Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung menampilkan Tari Tri Wirama, Tari Busur Warisan dari Bendung Gunungkidul,

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X