Peringati Bulan Bung Karno, DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Semar Mbangun Khayangan

photo author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 10:45 WIB
Pentas wayang kulit di halaman DPRD DIY (Foto: Istimewa )
Pentas wayang kulit di halaman DPRD DIY (Foto: Istimewa )



HARIAN MERAPI - Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno. DPRD DIY menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk di halaman Gedung DPRD DIY, Sabtu (21/6) malam.

Pentas budaya itu menampilkan lakon Semar Mbangun Khayangan, dengan dalang kondang Ki Geter Pamuji Widodo. Secara simbolis pagelaran wayang dibuka Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, S.T., M.Si.

Ratusan warga masyarakat sangat antusias menyaksikan pertunjukan budaya yang sarat makna itu. Sejumlah tamu undangan dari kalangan eksekutif, legislatif, budayawan, hingga tokoh masyarakat juga turut hadir.

Baca Juga: Berumur 90 tahun, TK ABA Blunyah Gede torehkan segudang prestasi, berikut sejarahnya

Eko Suwanto mengatakan lakon Semar Mbangun Khayangan dipilih sebagai refleksi kebudayaan dan nilai-nilai moral yang relevan dengan situasi kebangsaan saat ini. Bahkan kisah ini bukan kisah pewayangan semata.

Melainkan mengandung pesan kebijaksanaan, kritik sosial, dan pengingat atas pentingnya etika dalam kehidupan bernegara. Eko juga menyerahkan tokoh wayang Semar ke dalang tanda dimulainya pagelaran.

"Semar Mbangun Khayangan merupakan mimpi bersama untuk mewujudkan cita-cita dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera, di mana pemerintah hadir untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menjaga ketertiban dunia berdasarkan Pancasila," beber Eko.

 

Baca Juga: Heboh pamer kelamin pengemudi ojol

Penyelenggaraan wayang kulit ini merupakan bentuk pembelajaran sejarah dan aktualisasi nilai Pancasila melalui pendekatan budaya—sejalan dengan semangat 'Sinau Pancasila' yang digaungkan DPRD DIY.

Lanjut Eko, Bulan Juni adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia, karena di bulan inilah tiga tonggak sejarah nasional terjadi: 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, 6 Juni Hari Lahir Bung Karno, dan 21 Juni hari wafatnya Proklamator tersebut.

"Selain menjadi wahana edukasi budaya, pagelaran ini juga sekaligus menjadi khaul, sebagai bentuk doa dan penghormatan kita kepada Bung Karno," tandasnya.

 

Baca Juga: Ini dampak konflik Iran-Israel bagi industri Indonesia, antisipasi segera

Dalam kesempatan itu, Eko menyampaikan pentingnya meneladani tokoh-tokoh kebangsaan dari Yogyakarta, seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paduka Pakualam VIII, Ki Hadjar Dewantara, Ki Bagus Hadikusumo, serta anggota BPUPKI dari DIY seperti Radjiman Wediodiningrat, BPH Bintoro, dan BPH Puruboyo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X