HARIAN MERAPI - Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno. DPRD DIY menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk di halaman Gedung DPRD DIY, Sabtu (21/6) malam.
Pentas budaya itu menampilkan lakon Semar Mbangun Khayangan, dengan dalang kondang Ki Geter Pamuji Widodo. Secara simbolis pagelaran wayang dibuka Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, S.T., M.Si.
Ratusan warga masyarakat sangat antusias menyaksikan pertunjukan budaya yang sarat makna itu. Sejumlah tamu undangan dari kalangan eksekutif, legislatif, budayawan, hingga tokoh masyarakat juga turut hadir.
Baca Juga: Berumur 90 tahun, TK ABA Blunyah Gede torehkan segudang prestasi, berikut sejarahnya
Eko Suwanto mengatakan lakon Semar Mbangun Khayangan dipilih sebagai refleksi kebudayaan dan nilai-nilai moral yang relevan dengan situasi kebangsaan saat ini. Bahkan kisah ini bukan kisah pewayangan semata.
Melainkan mengandung pesan kebijaksanaan, kritik sosial, dan pengingat atas pentingnya etika dalam kehidupan bernegara. Eko juga menyerahkan tokoh wayang Semar ke dalang tanda dimulainya pagelaran.
"Semar Mbangun Khayangan merupakan mimpi bersama untuk mewujudkan cita-cita dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera, di mana pemerintah hadir untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menjaga ketertiban dunia berdasarkan Pancasila," beber Eko.
Baca Juga: Heboh pamer kelamin pengemudi ojol
Penyelenggaraan wayang kulit ini merupakan bentuk pembelajaran sejarah dan aktualisasi nilai Pancasila melalui pendekatan budaya—sejalan dengan semangat 'Sinau Pancasila' yang digaungkan DPRD DIY.
Lanjut Eko, Bulan Juni adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia, karena di bulan inilah tiga tonggak sejarah nasional terjadi: 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, 6 Juni Hari Lahir Bung Karno, dan 21 Juni hari wafatnya Proklamator tersebut.
"Selain menjadi wahana edukasi budaya, pagelaran ini juga sekaligus menjadi khaul, sebagai bentuk doa dan penghormatan kita kepada Bung Karno," tandasnya.
Baca Juga: Ini dampak konflik Iran-Israel bagi industri Indonesia, antisipasi segera
Dalam kesempatan itu, Eko menyampaikan pentingnya meneladani tokoh-tokoh kebangsaan dari Yogyakarta, seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paduka Pakualam VIII, Ki Hadjar Dewantara, Ki Bagus Hadikusumo, serta anggota BPUPKI dari DIY seperti Radjiman Wediodiningrat, BPH Bintoro, dan BPH Puruboyo.