Beksan Lawung Alit memperoleh predikat WBTb Indonesia pada tahun 2021

photo author
- Sabtu, 10 Mei 2025 | 20:00 WIB
Beksan Lawung Alus jarang dimainkan. (KRATONJOGJA.ID)
Beksan Lawung Alus jarang dimainkan. (KRATONJOGJA.ID)

HARIAN MERAPI - Beksan Lawung Alit diciptakan bersama-sama dengan Beksan Lawung Ageng dan Beksan Sekar Medura.

Ketiga tarian tersebut merupakan suatu pertunjukan utuh dari Beksan Trunajaya. Apabila ketiga beksan ini dipentaskan secara lengkap maka akan membutuhkan waktu selama 5 jam.

Pada masa lalu ketiga tari tersebut dibawakan oleh Abdi Dalem Prajurit dari regu Trunajaya, salah satu kesatuan dari Bregada Prajurit Nyutra.

 Baca Juga: Tantang Beksan Lawung Alit karya Sri Sultan Hamengku Buwono I, karakternya maskulin, heroik, agung dan berwibawa

Karena itulah tari tersebut juga dikenal sebagai Beksan Trunajaya. Nama Trunajaya diambil dari tokoh asal Madura.

Pada masa Susuhunan Amangkurat I (1646-1677), ia dengan gagah berani mengangkat senjata menentang kolonialisme Belanda dan kemerosotan moral yang terjadi dalam pemerintahan Mataram Islam.

Dikutip dari laman kratonjogja.id, dalam perkembangannya Beksan Lawung Alit jarang dipentaskan.

Sejak diciptakan hingga tahun 1917, tercatat hanya beberapa kali dipentaskan secara utuh pada upacara pernikahan putra-putri Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921).

 Baca Juga: Dalam pementasan Beksan Lawung Alit, dalang bertugas membawakan pengantar dalam bahasa Jawa

Kemudian pada tahun 1953, Bebadan Among Beksa menampilkan Beksan Lawung Alit untuk memperingati Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Pada 17 Juni 2019 atau 14 Sawal Be 1952 J dan 9 Oktober 2023 atau 23 Mulud Jimawal 1957 J, Keraton Yogyakarta kembali mementaskan Beksan Lawung Alit pada gelaran Uyon-uyon Hadiluhung Selasa Wage untuk memperingati Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10.

Pada 2021, bersama dua karya budaya lainnya, Beksan Lawung Alit memperoleh predikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Predikat tersebut dimuat dalam sertifikat bernomor 0006/F4/KB,04.04/2021. Dibawakan dalam ragam gerak halus, Beksan Lawung Alit pun tampil dengan penuh wibawa.

Baca Juga: Kasus mafia tanah Mbah Tupon,Polda DIY terus lakukan penyelidikan

Bukan hanya sekadar pertunjukkan, Beksan Lawung Alit memancarkan nilai-nilai patriotik dan disiplin yang perlu diteladani.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: kratonjogja.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X