Luncurkan Buku Puisi 'Apa Sumpahmu?!' di Yogya, penyair Dhenok Kristianti ingatkan pentingnya persatuan usai Pemilu

photo author
- Minggu, 31 Maret 2024 | 10:09 WIB
Dhenok Kristianti meluncurkan Buku Puisi 'Apa Sumpahmu?!' bersama Ni Putu Putri Suastini. (Foto: dokumentasi)
Dhenok Kristianti meluncurkan Buku Puisi 'Apa Sumpahmu?!' bersama Ni Putu Putri Suastini. (Foto: dokumentasi)

HARIAN MERAPI-Penyair Dhenok Kristianti meluncurkan buku puisi karyanya 'Apa Sumpahmu?!' di Pendapa Asdrafi Ndalem Pakuningratan Ngasem Yogyakarta, Sabtu (30/3/2024) pukul 20.00. Dhenok merasa bahagia bukunya diluncurkan di tanah kelahirannya, Yogya.

"Senang karena buku bisa diluncurkan di Yogya. Selalu istimewa dan merasa ingin diskusi bersama orang Yogya yang tahu perjalanan saya sebagai penulis. Sekalian pulang kampung menyapa teman-teman," ujarnya usai acara.

Dhenok mengungkap ada perbedaan pembacaan puisi saat peluncuram bukunya itu. Yakni tak dibawakan secara meledak-ledak, namun lebih berirama santai. "Mengikuti irama puisi Yogya," sebutnya. Dia menambahkan jika puisi yang dibawakan banyak relevansinya dengan kondisi saat ini. Terutama situasi politik di mana Pemilu baru saja selesai. Dijelaskan jika saat ini sudah waktunya saling berangkulan usai kompetisi politik selesai.

"Ceritanya ya tentang pewayangan dan apa yang ada di cerita puisi ini berlaku sepanjang zaman. Belajar dari cerita wayang, setelah ingar bingar politik sebaiknya bersatu. Mau apa saling serang. Sudahlah," tambahnya.

Acara yang digelar Satupena DIY ini juga menghadirkan pembaca puisi asal Bali Ni Putu Putri Suastini. Pembahasnya Satmoko Budi Santosa.

Baca Juga: Ledakan gudang amunisi di Kodam Jaya akibatkan 135 kepala keluarga diungsikan, ini kondisi di lokasi

Buku 'Apa Sumpahmu?!' diterbitkan Interlude tahun lalu. Namun baru sempat diluncurkan di hadapan masyarakat sastra Yogya saat ini. Dhenok merasa perlu mengenalkan buku terbaru setebal 94 halaman ini di Yogya. Karena Yogya tanah lahirnya. Pun penempa yang membuatnya jadi penyair sejati kaliber internasional.

'Apa Sumpahmu' terdiri tiga sub judul: 'Kasut di Atas Takhta' (15 puisi), 'Dalam Kepungan Karma' (10) dan 'Pajegan di Atas Kepala' (7).

Tampilnya Dhenok dan Putri Suastini di acara ini merupakan reuni. Keduanya sering berkolaborasi di acara sastra berbagai kota di Indonesia, utamanya Yogya. Putri Suastini dikenal sebagai pembaca dahsyat yang mampu menghipnotis penonton.

"Kembali sepanggung dengan Bu Putri Suastini menggembirakan, juga membanggakan. Puisi saya kalau dibacakan beliau semakin bagus dan terasa mistis," ungkap Dhenok yang dalam buku 'Apa Sumpahmu?!' menulis puisi bagi Putri Suastini berjudul 'Tarian Putri Bali'.

Buku 'Apa Sumpahmu?!' dipersembahan Dhenok untuk Bali. Sastrawan kelahiran Yogyakarta 25 Januari 1961 ini menulis tentang provinsi Bali karena pernah tinggal di Renon Denpasar Bali, mengajar dan berkesenian. Aktivitas sastra yang nyata di Bali, membuat Dhenok mendapat Penghargaan Bali Jani Nugraha IV dari Pemprov Bali tahun 2022. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Herbangun Pangarso Aji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X