HARIAN MERAPI - Dua pelajar, Indra (15) dan Zidan Anggara (15) warga Jetis, Bantul menemukan mayat di dekat Patung Kuda depan Kapanewon Imogiri, Jalan Imogiri Timur, Dusun Minggiran Rt 02, Imogiri, Bantul, DIY.
Kedua pelajar tersebut saat itu sedang jalan-jalan cari angin. Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP) mereka melihat korban tergeletak dalam posisi tengkurap di trotoar.
Penemuan mayat ini oleh kedua saksi kemudian diberitahukan kepada warga dan dilanjutkan ke Polsek Imogiri.
Baca Juga: Mulai diperiksa sebagai tersangka, pelatih gulat PGSI Bantul mengaku telah difitnah
Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry mengatakan korban tersebut kemudian diperiksa oleh tim medis dari Puskesmas Imogiri 1 yang dipimpin oleh perawat jaga Habib Mustofa dengan menggunakan alat oxsimeter dan tensi. Hasilnya tidak ditemukan denyut nadi, jantung dan saturasi oksigen.
Selain itu juga ditemukan luka pada pelipis sebelah kiri, bibir atas yang dimungkinkan akibat benturan. Kemudian terdapat darah yang keluar dari lubang hidung sebelah kiri, dan tidak ditemukan lebam atau kaku pada mayat tersebut.
"Dengan hasil pemeriksaan ini, disimpulkan korban sudah meninggal dunia kurang dari 1 jam saat korban ditemukan," ujarnya saat dikonfirmasi Kamis (5/1/2023).
Baca Juga: Generasi muda zaman now rentan terjebak hustle culture, psikolog ingatkan hal ini
Setelah diidentifikasi, korban bernama Sarjiman atau biasa dipanggil Goplem warga Karangtalun, Imogiri dengan umur berkisar lebih dari 70 tahun.
Sementara, lanjut Jeffry, pemeriksaan dari Tim Inafis Polres Bantul dipimpin Bripka Sudiyono SH bersama Briptu Fathul Wafda dan Bripda Mohtar ditemukan identifikasi lainnya yaitu korban menggunakan kaos dan celana pendek warna hitam, didapati payung milik korban, dan korban memakai sarung kotak-kotak warna biru hitam.
Selain itu juga ditemukan kaleng rokok gudang garam dan korek warna biru dilokasi kejadian dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada korban.
Langkah selanjutnya korban diserahkan kepada Dukuh Salaman, Basuki untuk dilaksanakan pemulasaran jenazah.
Menurut keterangan Dukuh Salaman, Basuki, korban hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga. Selain itu korban juga memiliki kebiasaan mondar-mandir dengan berjalan kaki di sekitar patung kuda.
"Menurut keterangan dukuh, korban juga pernah melaksanakan operasi usus buntu dengan pembiayaan warga," kata Jeffry.