Pasar ekspor turun drastis dari sebelumnya 450 kontainer setiap bulan tinggal menjadi 150 kontainer. Penurunan pengiriman produk ke luar negeri masih terjadi sampai sekarang karena sepinya permintaan pembeli.
Sektor usaha perajin rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak sangat terdampak pandemi virus Corona selama dua tahun. Sejak tahun 2020 dan 2021 penjualan produk rotan anjlok. Bahkan kondisi tersebut masih terjadi sampai tahun 2022 setelah pandemi virus Corona mereda.
"Perajin rotan dihajar pandemi virus Corona berdampak pada penjualan produk dengan pasar ekspor anjlok," lanjutnya.
Baca Juga: Ramai diperbincangkan di media sosial, ratusan pelajar di Ponorogo menikah dini, ini sebabnya!
Sebelum pandemi virus Corona melanda para perajin rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak mampu mengirim total sebanyak 450 kontainer setiap bulan. Namun selama pandemi jumlahnya menurun tinggal hanya 150 kontainer setiap bulan. Penurunan penjualan tersebut bahkan masih terjadi sampai sekarang.
Dalam satu kontainer produk rotan dari perajin Desa Trangsan Kecamatan Gatak memiliki nilai besar sekitar ratusan juta hingga miliar rupiah. Karena itu total keseluruhan penurunan penjualan produk rotan ke pasar ekspor sangat besar dirasakan perajin hingga sekitar puluhan miliar.
Sepinya permintaan yang berujung penurunan pengiriman barang ekspor juga berdampak pada penerimaan negara berupa devisa. Sebab dalam setiap bulan devisa yang didapat negara dari ekspor rotan Desa Trangsan Kecamatan Gatak ke sejumlah negara sangat besar.
Penurunan penjualan membuat perajin rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak berusaha keras untuk tetap bertahan. Hal itu dilakukan agar usaha yang dijalani tidak bangkrut hingga tutup. Berbagai cara dilakukan agar produk yang dihasilkan laku terjual dengan mengandalkan pasar lokal dan nasional.
Baca Juga: Perkembangan teknologi digital sangat cepat, jangan sampai kewalahan mengikuti, begini kiatnya
"Pasar ekspor sangat lesu saat pandemi virus Corona karena konsumen di luar negeri konsentrasi pada pandemi virus Corona. Perajin mencari cara lain agar produk laku dengan menjual menyasar pasar lokal dan nasional," lanjutnya.
Penjualan pasar lokal dan nasional membuat usaha yang dijalankan para perajin masih tetap berjalan. Penjualan mengandalkan konsumen perorangan, perkantoran dan sektor usaha lainnya. Selain itu terobosan dilakukan dengan mengandalkan produk rotan sebagai oleh-oleh dengan sasaran wisatawan.
"Pasar ekspor dari perajin rotan Desa Trangsan Kecamatan Gatak dengan tujuan beberapa negara di lima benua. Sampai sekarang masih sepi. Namun usaha terus digenjot penjualannya dengan mengandalkan pasar lokal dan nasional," lanjutnya.
Perajin rotan Desa Trangsan Kecamatan Gatak sekarang dihadapan pada kondisi sulit. Sebab disatu sisi pandemi virus Corona sudah mereda namun penjualan masih sepi. Usai pandemi negara tujuan ekspor dihadapkan dengan masalah resesi ekonomi. Hal ini berdampak pada sepinya permintaan produk rotan dari konsumen luar negeri.
Baca Juga: Inilah tips menyimpan sepeda motor di rumah saat musim hujan, bisa Anda coba
Masalah ekonomi juga dihadapkan di Indonesia yang berdampak pada penjualan. Sebab berbagai harga kebutuhan pokok naik dampak dari kondisi ekonomi global. Hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Para perajin rotan Desa Trangsan Kecamatan Gatak terus melakukan upaya meningkatkan penjualan dengan gencar melakukan promosi.