HARIAN MERAPI - Kalangan pekerja seni tradisi makin bergairah dengan penyelenggaraan Grebeg Lawu.
Event Grebeg Lawu tersebut melibatkan seniman hingga paguyuban ngisor Kajang dari 17 kecamatan.
Grebeg Lawu merupakan agenda tahunan dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Karanganyar yang diselenggarakan secara maraton di 17 kecamatan.
Baca Juga: Satu keluarga warga Kutoharjo Pati jadi korban penculikan, pelaku belum ditangkap polisi
Diisi mulai pentas tari, ludruk, ketoprak, wayangan hingga karawitan. Pementasannya melibatkan para kru sound system dan panggung yang tergabung di paguyuban Ngisor Kajang.
Mereka dapat kembali mencari nafkah dan mengaktualisasi diri usai 'tiarap' selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar Yopi Eka Jati Wibowo mengatakan pelaksanaan Grebeg Lawu yang digelar di sejumlah daerah tersebut, bertujuan selain untuk memperingati hari jadi Kabupaten Karanganyar juga sebagai ajang untuk mensosialisasikan kesenian dan kebudayaan yang ada di masing – masing wilayah.
Baca Juga: Anggota Polres Yahukimo ditembak mati OTK di Dekai Papua Pegunungan, ini kronologinya
“Pelaksanaan sudah kita mulai sejak beberapa waktu lalu di tiap-tiap kecamatan. Peserta yang kita libatkan selain seniman lokal yang ada di kecamatan, juga beberapa pelajar yang menampilkan berbagai pertunjukan kesenian, seperti tari, karawitan dan seni pertunjukan lainnya,” katanya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengaku berterimakasih kepada para seniman yang ada di Karanganyar yang telah ikut mangayubagyo atau bersama–sama dalam melaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan hari jadi Kabupaten Karanganyar yang ke-105, dengan menggelar beberapa acara pentas kesenian, yang merupakan kreasi dan peninggalan dari leluhur kita semua.
“Tahun ini masing-masing pengurus kecamatan saya berikan anggaran Rp10 juta. Itu sebagai wujud pemerintah dalam mengapresiasi teman–teman seniman," katanya.
Baca Juga: Inilah profil KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, calon Panglima TNI
"Untuk bisa terus, memperkenalkan bumi kita Karanganyar dikenal di masyarakat luas. Karena saya lihat kalau tidak ada kebudayaan, Karanganyar ini tidak akan bisa hidup, oleh karena itu, maka silakan anggaran itu digunakan sebaik mungkin untuk pengembangan kebudayaan khususnya di Bumi Intanpari,” pungkasnya. *
Artikel Terkait
Ratusan jiwa di Karanganyar terdampak banjir Bengawan Solo, sebagian warga mengungsi
BPBD Karanganyar dorong relawan kebencanaan agar berbadan hukum, ini alasannya
Pengembangan PUD Aneka Usaha Karanganyar, tambah wahana roller coaster di Edupark Intanpari
Ditemukan 1.603 kasus stunting di Karanganyar, ini yang dilakukan Pemkab untuk mengatasinya
Yang tersisa dari konser Denny Caknan di Karanganyar, puluhan penonton diciduk polisi, ini alasannya
Puluhan penjaga SD di Karanganyar bakal terima dana insentif
Peminta sumbangan bencana gempa Cianjur di jalanan Karanganyar ditertibkan, ternyata ini alasannya