HARIAN MERAPI - Ketua DPD Golkar DIY Drs HM Gandung Pardiman mengungkapkan, trilogi pembangunan yang digagas Presiden RI ke 2 Suharto masih relevan untuk diterapkan untuk pembangunan bangsa Indonesia.
Menurutnya, trilogi pembangunan merupakan salah satu isi program kerja yang dibentuk oleh Kabinet Pembangunan III. Program kerja tersebut pada masa pemerintahan Presiden Suharto, periode 1978-1983.
Anggota DPR RI mengaku, Kabinet Pembangunan III menyelenggarakan Pelita III. Hal itu menekankan pada trilogi pembangunan, bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila serta UUD 1945.
Baca Juga: Pelatih PSIM Jogja Erwan Hendarwanto kedepankan aspek psikologis pemain saat latihan reguler
"Saya menilai Trilogi Pembangunannya Pak Harto ini masih sangat relevan sampai sekarang ini," kata Gandung, dalam keterangan persnya, Kamis (20/10/2022).
Dikatakan, trilogi pembangunan memiliki tujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.
"Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan," tegas anggota Komisi VII DPR RI ini.
Gandung menambahkan, pada masa pemerintahan Presiden Suharto digagas trilogi pembangunan yang terdiri dari stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi tinggi dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Isi trilogi Pembangunan ide Suharto masih sangat layak untuk diterapkan sampai sekarang ini.
Di zaman itu, ada program rencana pembangunan 5 Tahun (Repelita) dan 8 jalur pemerataan dan masih sangat relevan sampai sekarang.
"Programnya Pak Harto masih sangat relevan jika diterapkan pada masa pemerintahan sekarang ini, di mana Presiden Joko Widodo sangat perhatian sekali dengan pemerataan pembangunan," ungkap Gandung Pardiman.