HARIAN MERAPI - Kasus bunuh diri (suicide) selama 2022, hingga memasuki akhir September di Kabupaten Gunungkidul cukup tinggi.
Jumlah kasus bunuh diri tercatat hampir sama dengan data bunuh diri pada tahun 2021 lalu.
Kepolisian Gunungkidul mencatat terdapat 20 warga nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dan bunuh diri dengan cara mencebur sumur.
Baca Juga: Ada tiga kriteria keris yakni pusaka, ageman dan tayuhan, ini penjelasannya
Dari seluruh kasus yang terjadi, terbanyak pelaku bunuh diri berusia rata-rata berumur antara 60-90 tahun, terbanyak karena putus asa.
Perbandingan angka kejadian dalam beberapa bulan ini juga ditengarai cukup tinggi dengan rata-rata tiap bulan terjadi 2-3 kasus.
“Kita akan terus upayakan kasus gantung diri bisa ditekan,” kata Kasubag Humas Polres Gunungkidul AKP Suryanto SPd, Kamis (22/9/2022).
Dari jumlah tersebut digolongkan dalam tingkat umur korban terbanyak pada kriteria usia antara 70- 85 tahun dan termuda berusia 35 tahun.
Baca Juga: Satnarkoba Polres Sleman musnahkan narkotika jenis sabu seberat hampir 10 kg hasil sitaan Juli 2022
Sementara penyebab korban nekat mengakhiri hidup untuk usia 70-85 tahun akibat putus asa lantaran menderita sakit tidak kunjung sembuh.
Sedangkan korban dengan usia produktif akibat depresi dan tekanan ekonomi.
“Berbagai upaya terus kami lakukan untuk menekan jumlah korban bunuh diri baik dengan mengoptimalkan Bintara Pembina Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) maupun tokoh masyarakat,” imbuhnya.
Diakui bahwa upaya menekan terjadinya bunuh diri bukan mutlak menjadi tanggungjawab kepolisian.
Baca Juga: Pelanggaran pemanfaatan tanah kas desa di DIY kian marak, ini masalahnya
