harianmerapi.com - Silaturahmi berasal dari kata shilah yang artinya hubungan dan rahim artinya kerabat.
Rahim sendiri juga berasal dari Ar-Rahmah yang berarti kasih sayang, sehingga silaturahmi sering diartikan dengan berkasih sayang atau menjalin kekerabatan.
Orang yang suka memutus tali silaturahmi dianggap sebagai perusak kehidupan dan sangat dilaknat oleh Allah SWT, sebagaiamana firman-Nya :
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 45: Malu Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan, Memikirkan Alibi Bersama Pengacara
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan tali silaturahmi kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka" (QS. Muhammad, 47:22-23).
Juga Sabda Rasulullah Muhammad SAW : “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan”. (HR Bukhari dan Muslim).
Menjaga dan memperkuat silaturahmi sangat penting dilakukan oleh setiap muslim. Hal ini bukan hanya bermanfaat di dunia saja, akan tetapi juga untuk kebaikan kehidupan abadi di akhirat nanti.
Ada banyak hikmah dan manfaat yang dapat dipetik dari seorang muslim yang gemar bersilaturahmi, antara lain;
Pertama, dipanjangkan umur dan diluaskan rezekinya. Seorang muslim yang suka mengunjungi sanak saudaranya, serta menjalin silaturahmi dengan siapapun akan
dipanjangkan umurnya di diluaskan rezekinya.
Baca Juga: Sunan Ampel 1: Sebelum ke Majapahit Singgah di Palembang dan Tuban untuk Menyebarkan Agama Islam
Hal ini sbagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis Rasulullah Muhammad SAW : “Barangsiapa yang senang diluaskan rezeqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, dijauhkan dari siksa neraka. Seorang muslim yang gemar menjalin tali silaturahmi maka akan dijauhkan dari neraka.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : "Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, merupakaan konsekuensi dari iman kepada Allah SWT. Silaturahmi merupakan tanda-tanda seseorang beriman kepada Allah SWT sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadis Nabi Muhammad SAW :
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam". (HR. Bukhari)