harianmerapi.com - Ketika bulan Syawal tiba, umat Islam telah melaksanakan ibadah dengan sempurna, telah memperoleh predikat orang-orang yang bertaqwa.
Merasa telah melaksanakan ibadah dengan sempurna dan merasa yakin telah bersih dari segala dosa dan mendapat ampunan dari Allah Swt layaknya seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya yaitu dalam keadaan suci (fitri).
Rasululhah SAW dalam suatu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA katanya: Rasulullah SAW bersabda : “ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yaitu suci bersih.“
Baca Juga: Dari Kerajaan Galuh hingga Kabupaten Ciamis 8: Rakyat Diminta Mengumpulkan Arca Miliknya
Oleh karena itu, salah satu hikmah dari perayaan Idul Fitri adalah momentum kembali ke jalan yang suci, menatap hari esok dengan berpikir suci, bertindak suci dan mempunyai tujuan yang lurus.
Berikut adalah hikmah Idul Fitri yang wajib kita tahu dan pelajari:
Pertama, hikmah kefitrahan. Sebagaimana namanya, kehadiran Idul Fitri berarti kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian.
Sabda Nabi Muhammad SAW: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR.
Muttafaq ‘alaih).
Juga sabda Nabi: “Barangsiapa melakukan qiyamullail pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
Kedua, hikmah ketauhidan, keimanan dan ketaqwaan. Dalam menyambut Idul Fithri, disunnahkan untuk banyak mengumandangkan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid sebagai bentuk penegasan dan pembaharuan deklarasi iman dan tauhid.
Itu berarti bahwa identitas iman dan tauhid harus selalu diperbaharui dan ditunjukkan, termasuk dalam momen-momen kegembiraan dan perayaan, dimana biasanya justru kebanyakan orang lalai dari berdzikir dan mengingat Allah.
Baca Juga: Misteri Jadi Paranormal Tiban Hanya dengan Bekal Sebotol Air Putih
Firman Allah SWT : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa Ramadhan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu,
dan supaya kamu (lebih) bersyukur”. (QS. Al-Baqarah, 2:185).
Ketiga, hikmah kegembiraan dan kesyukuran. Seorang muslim bergembira dan bersuka ria saat menyambut Idul Fitri, dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan bergembira, berbahagia dan bersuka cita pada hari itu.
Karena makna dari kata Id itu sendiri adalah hari raya, hari perayaan, hari yang dirayakan. Dan perayaan tentu identik dengan kegembiraan dan kebahagiaan.