harianmerapi.com - Dendam atau amarah bukanlah sikap yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang.
Sebaliknya justru akan membuat permasalahan yang dihadapi bertambah rumit, menyiksa diri dan melemahkan ikatan persaudaraan.
Berjiwa pemaaf yang ujudnya mudah menahan marah dan memaafkan kesalahan orang lain memang tidak mudah, perlu untuk dilatihkan setiap saat.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 42: Calon Istri Jadi Korban Pembunuhan, Calon Suami Ikut Diinterogasi Polisi
Puasa Ramadhan 1443 H yang baru saja kita lakukan sebulan penuh merupakan salah satu sarana untuk meraih jiwa pemaaf ini, yang merupakan salah satu ciri orang yang suka berbuat kebajikan.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “…dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran,3:134).
Memang dalam ajaran Islam seseorang diperbolehkan untuk menuntut balas terhadap kejahatan yang ditimpakan kepadanya dengan balasan yang serupa.
Namun memaafkan merupakan sikap yang jauh lebih baik dan lebih mulia daripada membalas kejahatannya meski dengan balasan yang serupa (QS. Ash-Shura, 42 : 40 dan 43).
Al-Quran secara tegas juga memberitakan bahwa salah satu kriteria calon penghuni surga adalah orang-orang yang mampu menahan amarah dan mudah memberikan maaf atas
kesalahan orang lain.
Artikel Terkait
Lima Prinsip Mengenalkan Kegiatan Literasi pada Anak Usia Dini, Salah Satunya Selaraskan dengan Kemampuan
Meraih Hidayah Ilahi, Ini Lima Macam Hidayah yang Dianugerahkan kepada Manusia
Menyongsong Idul Fitri 1443 H
Ciri dan Enam Buah Takwa, Salah Satunya Masuk Surga
Lima Hikmah Idul Fitri, Salah Satunya Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran