Dia juga mengingatkan pentingnya memperkuat mitigasi bencana tanah longsor dengan cara penguatan lereng sebagai solusi yang perlu dilakukan pada kawasan perumahan yang dekat dengan tebing-tebing atau bukit.
Penguatan lereng adalah teknik rekayasa bangunan perumahan di lahan rawan longsor, salah satunya dengan menanam pohon berakar kuat hingga mitigasi struktural seperti membuat talud atau bronjong.
Baca Juga: Satgas BLBI Terima Pembayaran Utang Rp 150 Miliar dari Sjamsul Nursalim, Obligor Lain Menyusul
Sementara untuk rumah-rumah yang terlanjur dibangun tanpa pengamanan lereng, menurut dia, harus segera dilakukan penguatan dengan bahan yang sederhana, seperti bambu dan kayu.
Menurutnya, bambu bisa ditancapkan secara horisontal di sepanjang bukit untuk menahan tekanan tanah dari atas. Agar lebih kuat maka bisa dibuat dua atau tiga tingkat sesuai dengan kondisi lereng.
Semakin banyak bambu yang digunakan untuk menahan tekanan dari atas, menurutnya, akan semakin baik dan dapat lebih optimal dalam meningkatkan keamanan.
Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Bila Menerima Tawaran Pinjaman Lewat SMS atau WA
Akan tetapi, hal yang juga perlu diperhatikan adalah cara menyusun yang harus tepat yaitu disusun rapat secara horisontal searah dengan panjang lereng, kemudian dibuatkan saluran-saluran air yang teratur untuk mengurangi air masuk ke tanah secara berlebihan.
Hal itu perlu dilakukan karena jika air yang masuk ke tanah sangat berlebihan maka tekanan air bisa mengubah tanah menjadi plastis dan tanah kehilangan kekuatannya untuk bertahan di lereng. Hal tersebut dikhawatirkan menyebabkan longsor.
Oleh karena itu, saluran perlu dibuat secara teratur sehingga air akan diarahkan ke saluran-saluran yang arahnya menuju sungai.
Dengan berbagai pendekatan tersebut, maka diharapkan mendukung upaya mitigasi bencana sehingga risiko bencana yang mungkin ditimbulkan akan semakin kecil.
Dari peristiwa tebing longsor di Desa Pagengan yang menyisakan duka, tentu perlu juga menjadi pengingat bersama mengenai pentingnya upaya mitigasi untuk terus memperkuat program pengurangan risiko bencana.*