diy

Hari Warisan Dunia Jadi Momentum Meningkatkan Kolaborasi Menjaga Peninggalan Leluhur

Kamis, 25 April 2024 | 07:30 WIB
Seminar Hari Warisan Dunia yang digelar Kundha Kebudayan DIY. (Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Dalam rangka memperingati Hari Warisan Dunia 2024 yang jatuh pada tanggal 18 April, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, menggelar Seminar Hari Warisan Dunia.

Mengusung tema 'Membangun Jejaring dan Komitmen Para Pengelola Warisan Dunia di Indonesia: Bersama-Berdaya-Berjaya', acara ini berlangsung pada Rabu dan Kamis (24-25/4).

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat membuka acara itu menyampaikan Hari warisan dunia menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kolaborasi dalam menjaga peninggalan leluhur.

Baca Juga: Kejati DIY Eksekusi Kasus Penggelapan Pajak Distributor Minyak Goreng Berupa Uang Tunai Rp 12 Miliar, Ini Jumlah Kerugiannya

"Hari warisan dunia merupakan sebuah simbol kesadaran mengenai pentingnya menjaga dan melindungi situs-situs penting, tidak sebatas di level nasional, namun juga global," kata Sri Sultan.

Tema yang diusung dalam seminar, tidak sebatas jargon. Tapi seruan untuk manunggaling aksi atas tanggung jawab kolektif, serta penghormatan ke para leluhur yang telah mewariskan keagungan budaya dan sejarah.

Ia mengajak semua pihak dan stakeholder yang bertanggungjawab dalam pengelolaan warisan dunia, untuk saling memperkuat jejaring. Caranya, dengan memperluas cakrawala pengetahuan dan identitas peran.

Baca Juga: Pelajar SMA 3 Yogyakarta ciptakan skincare ramah remaja

"Dengan semangat berbagi dan berinisiatif, mari membuka peluang pengelolaan warisan dunia yang lebih. Tidak hanya dalam konteks nasional, tetapi juga global," tandasnya.

Sementara itu, Rizki Ferdhyan, dari Kantor Perwakilan UNESCO Jakarta, yang juga salah menjadi satu narasumber seminar itu, mengatakan, bahwa selama ini banyak kendala dalam menjaga warisan budaya.

Diantaranya benturan antara upaya pelestarian dengan pembangunan sektor privat dan publik yang dialami oleh berbagai negara, di Dresden Elbe Valley, yang dicoret dari daftar warisan dunia tahun 2009.

Baca Juga: Begini curhatan Shin Tae-yong jelang duel Indonesia melawan Korsel

"Tidak ada satupun warisan dunia yang aman dan tidak mungkin dicoret. Kalau memang di sana terancam secara signifikan, atau bahkan hilang, maka berpeluang tercoret," katanya.

Dijelaskannya, kasus serupa terjadi belum lama ini di Liverpool pada 2021 silam, ketika cultural landscape lokasi tersebut kondisinya makin terancam karena pembangunan deretan infrastruktur modern.

Dengan demikian, Rizki berharap di situs warisan dunia, setiap pembangunan dan pengembangan infrastruktur bisa diadaptasikan dengan cultural landscape-nya.

"Dua negara Eropa yang kita sangka memiliki standar tinggi untuk mempertahankan kota bersejarahnya, ternyata juga berbenturan dengan kepentingan sektor privat maupun publik," tandasnya.

Halaman:

Tags

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB