Padi termasuk tanaman pangan lainnya ditanam disejumlah wilayah dan dilakukan perawatan secara kontinyu oleh petani. Pengerjaan dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin pertanian.
"Petani sudah memiliki alat pertanian modern. Mulai dari penggunaan tanah, tanam, panen sampai tanam lagi dikerjakan modern. Termasuk terkait pemenuhan kebutuhan air," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, kemarau memang memberikan dampak bagi sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Namun demikian dampaknya tidak terlalu besar dan menyebabkan gagal panen atau puso.
"Kemarau berdampak pada penurunan debit air irigasi. Tapi belum sampai kering dan menyebabkan petani krisis air untuk pertanian. Masih ada sumur dalam dan sumber lainnya seperti embung," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, pemerintah pusat sudah mengeluarkan kebijakan terkait menghadapi musim kemarau sekarang dengan memanfaatkan air bersumber dari embung salah satunya untuk sektor pertanian. Kabupaten Sukoharjo sendiri sudah memiliki beberapa sumber air dari embung yang tersebar disejumlah kecamatan.
Air embung sudah dimanfaatkan petani untuk mengairi lahan pertanian dengan berbagai jenis tanaman pangan. Tidak hanya padi saja, namun hingga palawija dan berbagai jenis buah. Pemanfaatan air tersebut diharapkan mampu membuat tanaman panen dan menambah stok pangan daerah.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sudah melakukan pengecekan langsung terhadap potensi sumber air khususnya untuk sektor pertanian dengan mendatangi Waduk Mulur Bendosari, Dam Colo Nguter dan sejumlah embung dibeberapa wilayah. Hasilnya stok air masih melimpah.
Baca Juga: Keren! Satpam UMY dan Unjaya segera memakai seragam baru warna krem, bawahannya cokelat tua
Pasokan air masih besar ditambah dari suplai Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang dialirkan melalui Dam Colo Nguter ke saluran irigasi. Stok air didapat hasil dari tampungan selama musim hujan.
Langkah tersebut dilakukan Dinas Pertanian dan Perikanan dalam menghadapi musim kemarau. Sebab fenomena alam tersebut berdampak pada potensi kekeringan yang mengakibatkan sektor pertanian terganggu.
"Masalah baru akan muncul berupa gangguan pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian pada periode Oktober dan November. Dalam dua bulan tersebut diperkirakan merupakan puncak kemarau dan bersamaan jadwal agenda rutin tahunan penutupan pintu air Dam Colo Nguter selama satu bulan untuk perawatan," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo untuk saat ini dengan stok air melimpah meminta kepada petani untuk mempercepat tanam padi. Pemanfaatan air tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi padi dan menambah stok pangan daerah.
"Sekarang stok air masih melimpah pada dilakukan percepatan tanam padi. Terus kami minta pada petani," lanjutnya.