Muklis menjelaskan, kondisi kering dampak kemarau sangat terasa dampaknya dengan banyak debu. Hal ini berpengaruh pada kesehatan warga dengan munculnya berbagai penyakit seperti saluran pernafasan maupun penyakit mata.
Dampak kemarau juga menyebabkan tingkat kerawanan kebakaran semakin tinggi. Sebab di wilayah kering sering terjadi kasus kebakaran. Penyebab kebakaran sendiri salah satunya karena faktor keteledoran warga yang membakar sampah dan meninggalkan lokasi dalam kondisi api masih menyala dan merembet ke sekitar.
Baca Juga: Seniman dan Budayawan Bantul Gelar Syawalan di Taman Benteng Mataram Pleret
"Kerawanan kebakaran terjadi seperti di lahan kosong, perbukitan, perkebunan dan bangunan. Masyarakat tetap kami minta waspada," lanjutnya.
Muklis menegaskan, pihaknya menekankan kepada warga untuk tidak memaksakan diri membakar sampah dan meninggalkan api masih menyala. Sebab kerawanan kebakaran tidak hanya terjadi di wilayah pinggiran saja, namun juga perkotaan.
"Di tengah kota juga rawan kebakaran karena banyak lahan kosong berisi tanaman liar. Pada saat kemarau menjadi kering. Warga kami minta tidak melakukan pembakaran dan apabila terpaksa membakar tanaman kering atau sampah tetap ditunggu dan dipastikan api sudah padam. Selain itu juga jangan membuang puntung rokok sembarangan karena juga berisiko menyebabkan kebakaran mengingat kondisi wilayah kering," lanjutnya.(*)