Peralihan cuaca, SAR Sukoharjo ingatkan masyarakat waspadai dampak kekeringan

photo author
- Selasa, 23 Mei 2023 | 20:55 WIB
Dokumen: Warga melintasi jalan lama penghubung Kecamatan Eromoko dengan Baturetno di area Waduk Gajah Mungkur yang mengalami penyusutan debit air akibat kemarau di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (4/9). Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, sebanyak 31 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Wonogiri dilanda kekeringan sejak April lalu dan diprediksi akan berlangsung hingga November mendatang. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Dokumen: Warga melintasi jalan lama penghubung Kecamatan Eromoko dengan Baturetno di area Waduk Gajah Mungkur yang mengalami penyusutan debit air akibat kemarau di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (4/9). Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, sebanyak 31 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Wonogiri dilanda kekeringan sejak April lalu dan diprediksi akan berlangsung hingga November mendatang. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

HARIAN MERAPI - Search and rescue (SAR) Sukoharjo meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi kerawanan bencana alam kekurangan air bersih dampak kemarau berupa kekeringan.

Pasalnya kondisi sekarang sudah masuk peralihan cuaca dengan ditandai peningkatan suhu udara dan curah hujan mengalami penurunan signifikan.

Wakil Komandan SAR Sukoharjo Muklis, Selasa (23/5) mengadakan, dalam dua pekan terakhir kondisi hampir disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo sudah tidak turun hujan. Di sisi lain terjadi peningkatan suhu udara dimana panas sangat menyengat saat siang hari.

Baca Juga: Mengaku sebagai spion polisi, pria ini peras korban Rp 1,1 juta

SAR Sukoharjo melakukan pemantauan wilayah dan diketahui sejak dua pekan terakhir meski sempat muncul mendung saat siang hari namun tidak sampai terjadi hujan. Bahkan saat malam hari kondisi suhu udara masih tinggi.

Fenomena alam tersebut dikatakan Muklis bisa menjadi tanda adanya peralihan cuaca dari hujan ke kemarau. SAR Sukoharjo meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai kerawanan bencana alam kekurangan air bersih dampak kemarau berupa kekeringan.

"Sudah lama tidak hujan dan terjadi peningkatan suhu udara sangat panas. Ini sudah peralihan cuaca masuk kemarau. Masyarakat kami minta waspada dan sangat penting wilayah rawan kekeringan karena bisa terjadi kekurangan air bersih untuk konsumsi rumah tangga maupun air disektor pertanian," ujarnya.

SAR Sukoharjo sangat serius terkait kerawanan pada saat kemarau. Sebab khususnya di wilayah bagian selatan Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu sering terjadi masalah kekeringan. Wilayah tersebut secara geografis berada di perbukitan keringan.

Baca Juga: Pebulutangkis Asal Pati Tunda Perayaan Kemenangan Medali Emas SEA Games 2023, Ternyata Ini Alasannya

Kemarau panjang juga berdampak pada kerawanan kekeringan di wilayah lain seperti di Kecamatan Bendosari dan Nguter. Kekeringan sangat berdampak pada kekurangan air bersih warga.

Di wilayah rawan tersebut SAR Sukoharjo mengintensifkan pemantauan dengan menerjunkan petugas. Sebab kemarau ditegaskan Muklis sangat terasa dampaknya diberbagai sektor tidak hanya warga saja, namun juga pertanian dan peternakan.

Termasuk masalah sosial lainnya bisa muncul berupa kesulitan pemenuhan kebutuhan hidup bagi warga kurang mampu.

"Tidak hanya masalah air saja, kemarau panjang dengan peningkatan suhu udara sangat panas juga rawan masalah lain baik kesehatan maupun kebakaran termasuk masalah sosial," lanjutnya.

Baca Juga: Gali Potensi Desa Wisata Penyangga Kawasan Candi Borobudur, Kemenparekraf Gelar Sosialisasi Sadar Wisata 5.0

SAR Sukoharjo meminta kepada organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Sukoharjo terkait untuk turun ikut membantu. Sebab penyelesaian permasalahan tersebut membutuhkan kerjasama dan penanganan bersama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X