Gerhana Bulan Total Bisa Disaksikan di Langit Yogyakarta

photo author
- Senin, 8 September 2025 | 06:00 WIB
Arsip foto - Foto kolase fenomena gerhana bulan total terlihat di Kubah Masjid Agung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (26/5/2021).  (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Arsip foto - Foto kolase fenomena gerhana bulan total terlihat di Kubah Masjid Agung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (26/5/2021). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

HARIAN MERAPI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan total yang terjadi pada Minggu (7/9) malam dapat diamati di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Dari seluruh kabupaten dan kota di DIY bisa melihat jelas fenomena ini, asalkan cuaca tidak tertutup awan," ujar Kepala Stasiun Geofisika Sleman Ardhianto Septiadhi dilansir dari ANTARA di Yogyakarta, Minggu.

Menurut Ardhi, prakiraan cuaca untuk Yogyakarta cerah sehingga peluang masyarakat menyaksikan fenomena ini cukup besar.

Baca Juga: Gerhana Bulan: Cermin Kebesaran Allah dan Panggilan untuk Menjaga Bumi

"Di tempat mana pun bisa dilihat karena terjadi di fase bulan purnama. Berbeda dengan kalau kita pengamatan hilal," ujar dia.

Ia menjelaskan fase awal gerhana penumbra akan dimulai pukul 22:26 WIB, puncak gerhana terjadi pada Senin (8/9) dini hari pukul 01:11 WIB, dan berakhir sekitar pukul 03:56 WIB.

Pada puncaknya, menurut Ardhi, bulan akan tampak kemerahan akibat cahaya biru dari matahari difilter oleh atmosfer bumi, sementara cahaya merah tetap menembus hingga mengenai permukaan bulan.

Baca Juga: Sri Sultan Lakukan Prosesi Jejak Banon Sekaten Tahun Dal, Warga Berebut Reruntuhan Batu Bata

"Gerhana bulan ini aman dilihat dengan mata telanjang. Tidak berbahaya seperti saat gerhana matahari," kata Ardhi.

Menurut dia, BMKG Yogyakarta juga akan melakukan pengamatan langsung dari kantor mulai pukul 23:00 WIB hingga 03:30 WIB.

"Puncaknya sekitar pukul 01:00 lebih. Kami tetap ada pengamatan," ujarnya.

Baca Juga: Penampakan Trash Barrier, Alat Perangkap Sampah yang Dipasang di Sejumlah Sungai Yogyakarta

Ardhianto menambahkan fenomena gerhana bulan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat terkait peristiwa astronomi yang menandakan posisi matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus.

"Jadi mitos-mitos seperti bulan dimakan buto (raksasa) perlu diluruskan. Ini sebenarnya menunjukkan tata surya bergerak sejajar, sehingga bulan masuk ke bayangan inti bumi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono menegaskan bahwa gerhana bulan total kali ini tidak menimbulkan dampak rob di sepanjang pesisir selatan DIY.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X