"Saya tergolong sulit akrab dengan seseorang. Tetapi dengan Oka seolah ada chemistry yang mendekatkan. Pertemanan tak pernah putus hingga menua dan masing masing menjadi kakek bagi sejumlah cucu," tulis Ashadi.
Menurut dia, Oka menjalankan jurnalisme dan organisasi profesi di tengah gejolak yang melanda dunia pers.
Keluwesan dalam meniti karier akhir Orde Lama kemudian memasuki Orde Baru dan lanjut ke era reformasi.
Dalam catatan Eka Ardhana, pertemuan Oka dengan penyair alam Kirjomulyo telah merubah pikiran Oka ketika itu sudah kuliah di Universitas Udayana Bali.
Baca Juga: Media Belanda Beberkan Eliano Reijnders Pilih Persib Bandung
Lantas berubah pikiran untuk kemudian hijrah ke Yogyakarta kuliah di Fisipol UGM jurusan Publisistik tahun 1965.
Menurut Eka, semula sejak lulus dari SLTA Oka belum memiliki gambaran untuk melanjutkan kuliah di kota lain.
Karena itulah kemudian Oka mendaftar di Fakultas Sastra Jurusan Sastra Barat Universitas Udayana Bali.
"Dari cerita Kirjomulyo tentang Yogyakarta dengan segala keindahan masyarakat yang ramah dan toleran itu sangat mengesankan. Hingga Oka kemudian pindah ke Yogyakarta," kata Eka Ardhana seraya mengutip Buku Catatan Lepas Seorang Wartawan karya Oka Kusumayudha.
Baca Juga: Meski Rutan Penuh, KPK Tegaskan Pemberantasan Korupsi Tidak Terhambat
Lebih lanjut menurut Eka Ardhana, Oka benar benar telah mengabdikan diri dalam hidupnya sepenuhnya untuk kesibukan kerja di dunia jurnakustik.
Sepanjang rentang tahun sejak tahun 70 hingga 2000-an, lebih dari 3 dekade Oka berkiprah dalam kehidupan dunia Jurnalistik di Yogyakarta. (C-3)
