HARIAN MERAPI - Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memutuskan meniadakan tradisi open house pada momen syawalan Lebaran 2025 di Bangsal Kepatihan.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin (17/3), menyatakan keputusan itu merupakan salah satu langkah efisiensi dengan meniadakan kegiatan yang masih bisa ditunda.
"Alasannya, saya kira ada yang bisa ditunda, kita tunda. Walaupun sebenarnya open house itu tidak bisa ditunda ya, tapi pengertiannya kita lakukan seperti itu," ujar Beny dikutip dari Antara.
Baca Juga: Disnakertrans DIY Pantau 278 Perusahaan Rawan Tak Bayar THR
Biasanya, open house di Bangsal Kepatihan digelar pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran. Tradisi tersebut menjadi ajang silaturrahim warga dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang juga Raja Kraton Yogyakarta, serta Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X.
Acara itu biasanya selalu dipadati ribuan warga yang rela mengantre panjang hingga siang hari untuk berjabat tangan dengan pemimpin mereka. Selain menjadi momen silaturrahim, open house juga menghadirkan ribuan porsi hidangan khas Lebaran, seperti soto ayam, nasi liwet, mi rebus, dan aneka jenang.
Beny menambahkan, selain open house, Pemda DIY juga meniadakan kegiatan syawalan ke kabupaten/kota yang biasanya dilakukan setelah masuk kerja.
Baca Juga: Tiap Orang Dibatasi Rp4,3 Juta, Ini Lokasi Penukaran Uang yang Disiapkan BI DIY
"Kami sudah menginformasikan ke bupati dan wali kota bahwa kami tidak melaksanakan itu. Kalau mereka ingin tetap mengadakan, ya silakan," jelasnya.
Tak hanya itu, pertemuan dengan masyarakat diaspora DIY di Jakarta yang biasa digelar usai Lebaran juga ikut ditiadakan.
Meskipun open house ditiadakan, Beny memastikan bahwa tradisi menerima gunungan Grebeg Syawal dari Kraton Yogyakarta tetap akan berlangsung pada hari pertama Lebaran 2025.
"Kalau yang menerima gunungan Grebeg dari Keraton itu masih ada, masyarakat masih bisa hadir," ucap Beny. *