TPA Piyungan Dibuka Darurat untuk Kota Yogyakarta

photo author
- Minggu, 16 Maret 2025 | 19:20 WIB
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat mengecek kondisi depo penampungan sampah, Senin (24/2) malam.  (Foto: Dok. Pemkot Yogyakarta)
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat mengecek kondisi depo penampungan sampah, Senin (24/2) malam. (Foto: Dok. Pemkot Yogyakarta)

 

HARIAN MERAPI - Pemda DIY membuka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Bantul secara darurat khusus untuk membantu menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta hingga tuntas. Seiring dengan momentum tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah berupaya mengosongkan sejumlah depo sampah strategis sebagai antisipasi adanya lonjakan sampah pada periode libur Lebaran 2025.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono menyatakan pihaknya masih melayani urusan persampahan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Namun porsi maupun kuota terbanyak memang diberikan untuk Kota Yogyakarta. Salah satunya dikategorikan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta masih perlu dikebut agar cepat tertangani.

Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Serius Revitalisasi Depo Sampah, Siapkan Saluran Resapan, Tempat Cuci Tangan hingga Bikin Taman

"Saya akan membuka TPA Piyungan sampai Kota Yogyakarta tuntas menyelesaikan persoalan sampah. Jadi jangan dikira TPA Piyungan sudah ditutup Desember tahun lalu, namun tidak mungkin saya lakukan saklek. Kita bersama melihat fakta di lapangan seperti apa tonase sampahnya, selanjutnya membuat peta jalan penyelesaian," ucap Beny saat ditemui usai pemantauan ketersediaan pasokan dan harga jelang Idulfitri di Ngampilan Yogyakarta, Jumat (14/3).

Beny menyampaikan Pemkot Yogyakarta sendiri tengah berupaya mengosongkan depo-depo sampah yang berada di tempat strategis. Menurutnya langkah dan kebijakan yang diambil Wali Kota Yogyakarta yang baru untuk mengosongkan depo-depo sampah di Kota Yogyakarta merupakan langkah yang konkret. Setelah depo sudah kosong, lalu rencananya Pemkot Yogyakarta akan membuat manajemen baru untuk penanggulangan sampah di hulu dan hilir.

Kehadiran Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran secara fungsional, dikatakan Beny juga akan membantu Pemkot Yogyakarta mempercepat penanganan sampah di wilayah tersebut.

Baca Juga: Wali Kota Yogyakarta Andalkan ITF Bawuran Atasi Masalah Sampah

Terlebih incinerator yang dimiliki ITF Bawuran dimungkinkan untuk ditingkatkan agar permasalahan sampah selama bertahun-tahun itu segera tuntas. Selain itu, sebanyak 11 perguruan tinggi di DIY juga sudah berkomitmen akan membantu menangani sampah di hulu.

"Jika Pemkot Yogyakarta ingin memanfaatkan ITF Bawuran maka tinggal negosiasi dengan pihak ketiga yang telah ditunjuk sebagai pengelola. ITF Bawuran sendiri mempunyai kapasitas untuk membakar 50 ton sampah residu per hari," imbuh Beny.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengaku pihaknya senantiasa berkoordinasi dan meminta arahan Pemda DIY dalam membuat kebijakan penanganan sampah di Kota Yogyakarta. Salah satunya, pihaknya mengambil langkah untuk membersihkan dan mengosongkan depo-depo sampah yang berada di tempat tempat strategis di wilayah Kota Yogyakarta yang ditarget selesai pada H-3 menjelang lebaran tahun ini.

Baca Juga: Wali Kota Yogyakarta Gerak Cepat Tuntaskan Masalah Sampah, DPRD Beri Dukungan Penuh

"Saya memperkirakan bisa membersihkan 15 depo sampah di tempat strategis menjadi prioritas jelang libur Lebaran. Antara lain depo sampah yang ada di dekat Stasiun Lempuyangan dan depo-depo sampah lainya di Kota Yogyakarta. Upaya pembersihan depo sampah tersebut sudah dimulai sejak saya dilantik hingga saat ini sudah ada lima depo yang kosongkan untuk mengantisipasi lonjakan sampah libur lebaran," tutur Hasto.

Hasto menegaskan pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Pemda DIY terkait kerjasama atau kolaborasi pengolahan sampah di ITF Bawuran. ITF Bawuran yang tengah diujicobakan tersebut telah dilengkapi mesin incinerator baru yang mampu menampung sampah residu sampai 50 ton per hari. Kehadiran ITF Bawuran ini menjadi kekuatan baru dalam pengolahan sampah.

"Di sisi lain, di hulu saya selalu aktif mengikuti safari salat subuh maupun tarawih di masjid-masjid supaya bisa bertemu dengan warga. Dengan demikian, saya bisa mendengar keluhan dan masukan dari warga perihal sampah. Lalu sembari memetakan permasalahan sampah di tingkat RT/RW," ujar Hasto. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X