Termasuk jika ada saluran air di samping rel yang rawan menimbulkan gerusan.
"Diperhatikan betul, relnya rata atau tidak, apakah kemiringannya bagus, apakah masih dalam batas aman. Kemudian pepohonan yang rimbun, dilihat berbahaya bagi perjalanan kereta atau tidak, misalnya condong ke arah jalur terutama pohon bambu, lalu gerusan arus dari saluran air juga dilaporkan untuk ditindaklanjuti," jelas ayah tiga putra ini.
Dalam bekerja, tak lupa Pak Pur menjaga keselamatan diri. Ia selalu berjalan berlawanan arah dengan kereta agar mengetahui datangnya kendaraan besi tersebut.
Ia juga sudah mengerti di mana harus menyelamatkan diri saat memeriksa rel di jembatan dan berbarengan dengan jadwal melintasnya kereta api.
Kondisi cuaca mulai dari panas terik hingga hujan deras tak menjadi penghalang baginya untuk tetap bekerja.
"Ini amanah. Sudah tugas saya menjaga keselamatan penumpang kereta," tegasnya.
Langkah-langkah kaki Pak Pur seolah menjadi bukti upaya PT KAI dalam menjamin keselamatan penumpang kereta api.
Hal ini menambah sederet keunggulan moda transportasi tersebut selain mudah, murah, nyaman dan tepat waktu.
Upaya menjaga keselamatan penumpang juga dilakukan PT KAI dengan melakukan perawatan dan penggantian sarana prasarana secara berkala.
Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro mengatakan, jelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 pihaknya melakukan penggantian rel, wesel dan bantalan.
"Rel diganti jenis baru yaitu R.54 sepanjang 5.000 meter, kemudian wesel baru 20 unit, serta bantalan-bantalan rel yang rusak, pecah, atau lapuk diganti dengan bantalan beton 3.424 batang dan bantalan sintetis 2.601 batang. Khusus bantalan sintetis ini diaplikasikan di jalan jembatan," urai Krisbiyantoro.
Penggantian bantalan kayu di jembatan baja dengan bantalan sintetis, lanjut Krisbiyantoro, merupakan inovasi Daop 6 Yogyakarta untuk menjaga kelestarian lingkungan.