Rute tersebut terbagi dalam tiga lokasi yakni Stasiun Wates-Kalimenur dengan jarak 5,6 km, Kalimenur-Sentolo dengan jarak 4,5 km dan Sentolo-JPL 714 Sedayu dengan jarak 6,5 km.
Dalam bertugas, Pak Pur yang tinggal di Kalisoka Margosari Pengasih itu juga harus berkiblat pada ketentuan waktu.
Senin ia berjalan kaki dari Stasiun Wates ke Kalimenur pada pukul 14.30-15.57 WIB lalu kembali dari Kalimenur ke Stasiun Wates pukul 19.22-21.16 WIB.
Kemudian Selasa berjalan kaki dari Kalimenur ke Sentolo pada pukul 15.59-17.05 WIB dan kembali dari Sentolo ke Kalimenur pada pukul 18.05-19.22 WIB.
Baca Juga: BRI siapkan uang tunai Rp24,6 triliun guna penuhi kebutuhan masyarakat selama periode Nataru
Serta hari ketiga yakni Rabu berjalan kaki dari Sentolo ke JPL 714 Sedayu pada pukul 15.29-17.00 WIB dan pulang dari JPL 714 Sedayu ke Sentolo pukul 18.00 WIB-19.47 WIB.
Artinya, Pak Pur berjalan kaki sekitar empat jam sehari, menyusuri rel selama tiga hari berturut-turut.
"Kemudian tiga hari berikutnya saya ikut bantu regu," jelas suami dari Setyarini tersebut.
Saat rute berangkat, Pak Pur memeriksa salah satu jalur pada rel ganda kemudian berpindah ke jalur lainnya saat rute pulang.
Baca Juga: Toko Skechers dan New Balance diharapkan jadi magnet tersendiri, sehingga JCM kian ramai pengunjung
Ia berjalan tepat di tengah rel menyusuri tiap bantalan untuk memeriksa kondisinya.
"Jika menemukan gangguan seperti batu-batu kecil di atas rel, saya singkirkan supaya tidak mengganggu perjalanan kereta. Begitu juga jika ada baut yang kendor, dikencangkan lagi," ungkapnya.
Tugas Pak Pur ternyata tidak sebatas hanya memeriksa kondisi rel saja. Ia juga diberi mandat untuk memperhatikan lingkungan sekitar seperti pepohonan dan saluran air.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Disdikbud Sukoharjo Petakan Sekolah Rawan Terdampak Bencana Alam
Apabila ada dahan pohon yang menjorok ke arah rel, ia segera mencatat untuk menjadi bahan tindaklanjut petugas terkait.