Progres Pembangunan Jembatan Pandansimo yang Ditargetkan Rampung Maret 2025

photo author
- Jumat, 15 November 2024 | 09:00 WIB
Maket Jembatan Pandansimo di yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo melintasi Jalur Jalan Lintas Selatan DIY.  (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Maket Jembatan Pandansimo di yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo melintasi Jalur Jalan Lintas Selatan DIY. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

HARIAN MERAPI - Jembatan Pandansimo yang menjadi penyambung terakhir Jalur Jalan Lintas Selatan atau JJLS, telah memiliki progres 83 persen. Kemajuan pembangunan jembatan dengan total panjang 1,9 km ini sangat pesat, dan akan rampung pada Maret 2025.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN DIY Setiawan Wibowo mengatakan, proyek ini didanai oleh APBN dengan nilai kontrak sebesar Rp 814 miliar. Jembatan dengan total panjang 1,9 km ini terdiri dari jalan pendekat, slab on pile, dan jembatan utama dengan tipe multiarch bridge yang menggunakan CSP (corrugated steel plate) dan mortar busa.

Baca Juga: Program Percontohan Makan Bergizi Generasi Maju Sasar 2.000 Siswa PAUD, TK, SD di Bantul dan Sleman

Proyek ini dikerjakan secara simultan di empat segmen, dengan segmen awal hingga STA 0+615 berupa timbunan tanah dan MSE Wall, STA 0+615 hingga 0+800 dan STA 1+475 hingga 1+900 berupa pekerjaan slab on pile, serta STA 1+475 hingga STA 1+900 berupa bentang utama jembatan sepanjang 675 m. Secara fisik, struktur konstruksi sudah sampai Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur.

Beberapa pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan antara lain yaitu pekerjaan fondasi, dinding CSP dan mortar busa, concrete barrier, dan pemasangan railing pedestrian. Selain itu, pekerjaan pengaspalan pada jalan pendekat juga sudah hampir selesai. Pada Januari 2025 nanti, diharapkan struktur jembatan telah selesai tersambung dan membentang di atas Sungai Progo.

“Untuk targetnya, tersambung dan bisa transfer itu di Bulan Januari, tapi memang cuaca dengan curah hujan yang sangat luar biasa sedang terjadi pada Bulan November ini. Saat ini sedang kami kejar terutama pada bentang utama. Namun pada area tengah sungai mengalami sedikit keterlambatan karena akses untuk masuk ke tengah sungai memang terendam air akibat dari curah hujan tinggi, dan Sungai Progo yang banjir dengan debit air tinggi,” jelas Setiawan dilansir dari laman Pemda DIY, Selasa (12/11).

Baca Juga: Bidik Dana Murah, BTN dan UPN Veteran Yogyakarta Teken Kerja Sama

Setiawan menjelaskan, jembatan sebetulnya ditargetkan tersambung pada akhir Bulan November, namun terhambat kendala berupa curah hujan sangat tinggi sehingga area pekerjaan di tengah sungai terendam sudah lebih dari seminggu. Hal inilah yang menyebabkan pekerja tidak dapat mengakses ke area tengah sungai karena debit air Sungai Progo yang sangat tinggi.

“Semoga kondisi banjir ini tidak berlangsung lama sehingga nanti bisa langsung kami kejar lagi progresnya, terutama konstruksi bentang utama yang berada di tengah sungai,” kata Setiawan.

Guna mengatasi masalah banjir yang kerap menggenangi area sekitar proyek, diterapkan sejumlah strategi baru. Salah satunya adalah dengan meninggikan tanggul dan memberikan ruang bagi aliran air di sekitar jalur konstruksi. Selama periode banjir, pekerjaan juga diarahkan untuk melalui jalur alternatif sehingga memungkinkan kegiatan konstruksi tetap berjalan meskipun area utama terendam. Proses ini akan dilakukan secara bertahap, dengan menyesuaikan tinggi tanggul pada bagian-bagian tertentu yang lebih rendah.

Baca Juga: Main golf setiap Jumat jadi gaya hidup baru pejabat di Pemkot Salatiga

“Pekerjaan konstruksi di area sungai sedang tidak bisa kami laksanakan secara optimal sehingga kami maksimalkan bekerja untuk menyelesaikan sisi tepian luar Sungai Progo yang masih dapat dikerjakan sekitar 1 km sembari menunggu banjir agak surut,” jelas Setiawan.

Jembatan Pandansimo didesain dengan mempertimbangkan mitigasi bencana karena berada di daerah yang rawan gempa dan letaknya berjarak sekitar 10 KM dari Sesar Opak. Teknologi mitigasi bencana yang diterapkan dalam desain jembatan diantaranya yaitu mortar busa dan LRB (Lead Rubber Bearing) yang berguna untuk menyerap dan mereduksi energi gempa sehingga mampu melindungi struktur utama jembatan.

Selain itu, terdapat penambahan konstruksi fondasi jembatan sebanyak 200 fondasi untuk meningkatkan keamanan jembatan dari ancaman bencana likuifaksi. Tambahan pekerjaan fondasi tersebut dilakukan setelah dilakukan kajian ulang terkait potensi bencana yang dapat terjadi di lokasi pembangunan Jembatan Pandansimo.

Baca Juga: Tinggal finishing, pembangunan Gedung Pertemuan Sukoharjo akhir November selesai 100 persen

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X