HARIAN MERAPI - Tim gabungan melaksanakan apel siaga bencana di halaman Pemkab Sukoharjo, Kamis (14/11/2024). Personel dan peralatan yang dibutuhkan dalam penanganan bencana alam sepenuhnya siap digunakan. Masyarakat diminta tetap siaga menghadapi bencana alam mengingat curah hujan tinggi dan angin kencang.
Apel diikuti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR, PMI, Polri, TNI dan instansi terkait lainnya. Kesiapan personil dan peralatan dicek secara langsung oleh Forkopimda Sukoharjo.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Widodo saat membacakan sambutan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sukoharjo Agus Santosa mengatakan, tim gabungan yang dimiliki dalam kesiapsiagaan bencana alam di Kabupaten Sukoharjo sangat lengkap.
Termasuk melibatkan jajaran Polri dan TNI. Khusus TNI lengkap karena melibatkan Kodim 0726 Sukoharjo, Brigif 6 Kostrad Palur Mojolaban, Yonif 413 Palur Mojolaban dan Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura. Keterlibatan mereka sangat penting dalam membantu penanganan bencana alam di masyarakat.
Kabupaten Sukoharjo secara geografis, geologis, demografis maupun hidrometeorologis, merupakan wilayah rawan bencana.
Kejadian bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten Sukoharjo sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya, yang meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang, gempa bumi, kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
Sehingga dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat serta menyebabkan kehilangan korban jiwa manusia, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan serta dampak psikologis.
Baca Juga: Langkah Nyata BRI Menuju Ekonomi Hijau, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp764,8 triliun
Berdasarkan data kejadian bencana di Kabupaten Sukoharjo dari Bulan Januari – Oktober 2024 telah terjadi bencana angin kencang sebanyak 19 kali, banjir 4 kali, tanah longsor 2, dan Kebakaran Hutan dan lahan 19 kali dengan taksiran kerugian sebesar Rp 402.300.000.
Dibandingkan dengan kejadian bencana tahun 2023, jumlah bencana ini sedikit meningkat, namun kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan lebih kecil dibanding tahun 2023 yang sebesar Rp 1.174.750.000.
Hal ini sebagai peringatan kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana pada musim hujan saat ini.
Baca Juga: Nasib Naas Dialami Warga Cangkringan Usai Digigit Anjing Hingga Telinganya Putus, Ini Kronologinya
Prakiraan dari BMKG saat ini sudah memasuki musim hujan Tahun 2024/2025, perlu diwaspadai adanya masa transisi/pancaroba yang berakibat terjadinya cuaca ekstrem ditandai dengan hujan deras disertai petir dan angin kencang.