Biaya Tanam Padi Petani di Sukoharjo Diperkirakan Akan Membengkak pada Musim Kemarau, Penyebabnya Ada Biaya Tambahan untuk Penuhi Kebutuhan Air

photo author
- Jumat, 16 Agustus 2024 | 14:55 WIB
Ilustrasi. Biaya tanam padi petani Sukoharjo akan membengkak di musim kemarau karena harus menambah biaya untuk kebutuhan air. (ANTARA/Hery Sidik)
Ilustrasi. Biaya tanam padi petani Sukoharjo akan membengkak di musim kemarau karena harus menambah biaya untuk kebutuhan air. (ANTARA/Hery Sidik)

Pembengkakan biaya petani harus ditanggung seperti sewa mesin diesel atau penyedot air, selang air, bahan bakar dan tenaga selama proses pengairan.

"Kondisi masing-masing petani berbeda. Ada yang punya modal besar sehingga kebutuhan itu bisa ditanggung. Tapi kalau petani minim modal maka kebutuhan air pada musim kemarau ini cukup berat," lanjutnya.

Jigong menjelaskan, pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman padi pada MT II dilakukan hingga panen mendatang. Diharapkan saat panen petani masih bisa mendapat untung.

"Jangan sampai saat panen justru harga gabah anjlok dan membuat rugi petani," lanjutnya.

Baca Juga: Komnas Anti Kekerasan Perempuan Ngotot soal pentingnya penyediaan kontrasepsi bagi remaja, ini alasannya

Jigong Sarjanto mengatakan, petani kembali harus menanggung beban berat di saat musim kemarau setiap tahun.

Di satu sisi petani dikejar untuk segera tanam padi dan hasil panen melimpah untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah dan nasional. Di sisi lain, petani harus dihadapan kesulitan mendapat air.

Sebab di saat musim kemarau kebutuhan air untuk tanaman padi didapat petani hanya dari sumber tampungan seperti Dam Colo Nguter.

Namun di saat petani butuh air, justru BBWSBS melakukan penutupan pintu air selama satu bulan untuk perawatan rutin sebagai agenda tahunan.

Baca Juga: Serangan Israel tewaskan bayi kembar dan ibunya di Gaza, begini reaksi UNICEF

Petani dengan kondisi tersebut terpaksa harus mencari sumber air lainnya dari sumur pantek. Petani harus dibebani biaya besar untuk sewa mesin diesel, bahan bakar dan pompa air.

"Petani meminta BBWSBS melakukan perbaikan pengelolaan air. Artinya air di saat musim hujan harusnya ditampung dan tidak dibuang dengan debit besar," katanya.

"Sedangkan di saat musim kemarau air dari tampungan itu bisa dialirkan ke sawah petani. Saat musim kemarau petani minta juga kepada BBWSBS tidak memaksakan menutup pintu air karena kebutuhan air sangat penting mengairi sawah," lanjutnya.

Baca Juga: PPP Resmi Gabung KIM, Tepis karena Tergiur Kursi Kabinet

Jigong menegaskan, kebutuhan air bagi petani sangat penting dan harus dipenuhi. Karena itu, sumber tampungan air seperti Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Kabupaten Wonogiri dan Dam Colo Nguter harus dimaksimalkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X