Bahas Transformasi Desa di Yogyakarta, Kongres Desa Dorong Masyarakat Berdaulat Menuju Indonesia Emas 2045

photo author
- Kamis, 23 November 2023 | 13:28 WIB
Sejumlah narasumber dalam Kongres Desa di Gedung Ganesa, Kompleks Kampus Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD Yogyakarta, Rabu (22/11/2023).  (Istimewa)
Sejumlah narasumber dalam Kongres Desa di Gedung Ganesa, Kompleks Kampus Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD Yogyakarta, Rabu (22/11/2023). (Istimewa)

HARIAN MERAPI - Ribuan aktivis, penggiat, penggerak ekonomi desa, kepala desa, perangkat desa, hingga mahasiswa dari berbagai daerah mengikuti Kongres Desa bertema Transformasi Desa: Desa Berdaulat Menuju Indonesia Emas 2045 di Gedung Ganesa, Kompleks Kampus Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD Yogyakarta, Rabu (22/11/2023).

Kongres Desa ini diselenggarakan sebelas lembaga yang selama ini memiliki perhatian terhadap desa. Kegiatan itu diisi dengan orasi dan paparan materi yang berisi catatan kritis pelaksanaan UU Desa sampai sejauh ini dari pegiat desa dan masyarakat desa di antaranya, Ketua Umum Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) Wargiyati, pencetus lahirnya Undang-Undang Desa Sutoro Eko, anggota DPR Fraksi PDIP Aria Bima, Ketua Pansus RUU Desa Ahmad Muqowam, dan aktivis lainnya.

Baca Juga: Jadi Tersangka Pemerasan SYL, Firli Bahuri Terancam Hukuman Seumur Hidup, Eks Penyidik KPK: Lebih Baik Mundur daripada Jadi Beban KPK

Sutoro Eko mengutarakan, ada desa yang maju secara ekonomi dan yang tidak. Hal tersebut kurang memperoleh perhatian pada kontestasi politik pemilihan presiden ini.

"Kami berharap ada aspirasi dan inspirasi dari berbagai pihak di desa, termasuk pelaku usaha para kepala desa yang selama ini pengin memperjuangkan kepentingan rakyat," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Kamis (23/11/2023).

Sutoro ingin permasalahan itu menjadi perhatian publik dan menjadi isu publik, apalagi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Firli Bahuri tersangka pemerasan, Kemensetneg masih menunggu surat pemberitahuan dari Polri, ini langkahnya

"Intinya, pertama mengangkat masalah ini, kedua memperoleh perhatian publik. Ketiga menjadi isu publik para calon presiden," ucapnya.

Selain itu, Sutoro menegaskan pentingnya kembali pada mandat UU Desa. Menurutnya, pemerintah yang terbentuk melalui pemilu harus memberikan ruang yang lebih luas kepada desa, memberikan kepercayaan untuk berwenang mengelola keuangan yang dimiliki dan memaksimalkan pengelolaan aset desa untuk kemakmuran rakyat.

Dengan adanya kongres ini, Sutoro berharap desa-desa di Indonesia lebih berdaulat, mandiri, dan berdikari. 

Baca Juga: Firli Bahuri tersangka pemerasan, Kemensetneg masih menunggu surat pemberitahuan dari Polri, ini langkahnya

"Artinya, desa tidak menjadi beban bagi negara tetapi justru menjadi kekuatan. Dengan memanfaatkan potensi kekuatan di desa masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, anggota DPR Fraksi PDIP Aria Bima menanggapi beberapa masalah yang selama ini dialami desa sehingga pelaksanaan UU Desa tidak maksimal dalam mendorong kesejahteraan masyarakat.

Menurut Aria, kedaulatan desa dikembalikan seperti yang dimandatkan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dibutuhkan kebijakan penataan dan pengaturan desa yang lebih baik.

Baca Juga: Tipu-tipu Tiket Konser Coldplay, Ghisca Debora Sebut Sudah Kembalikan Sebagian Uang Korban

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X