HARIAN MERAPI - Tarif sewa kios dan ruko di Pasar Rejosari Salatiga diturunkan hingga 40 persen dari tarif sewa yang lama mulai per 1 Januari 2024.
Penegasan ini dikatakan Penjabat (Pj) Walikota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi saat Sosialisasi Besaran Sewa Kios dan Ruko Pasar Rejosari Salatiga Tahun 2024 di Aula Dinas Perdagangan (Disdag) Salatiga, Selasa (10/10/2023).
Pedagang Pasar Rejosari Salatiga yang dulu bernama Pasar Sapi, menyambut dengan sukacita penurunan tarif ini.
Baca Juga: Kritisi Kondisi Pasar Rejosari, Mantan Ketua DPRD Salatiga Bung Teddy: Pasar Kok Kayak Kuburan
“Saya harus berani mengambil keputusan yang barangkali tidak populer. Saya sudah tekad, biaya sewa kios maupun ruko di Pasar Rejosari mulai Januari tahun 2024 diturunkan," katanya.
Ia memutuskan menurunkan tarif sewa Blok A, Blok B luar, Blok B dalam, termasuk Blok C atau ruko, masing-masing 40 persen.
Syaratnya, sebelum sewanya habis pada tahun ini agar secepatnya mendaftar ke Kantor Dinas Perdagangan.
Baca Juga: Pj Walikota Salatiga Tegaskan Jangan Persulit Wajib Pajak, Lha Wong Mau Bayar Kok Dipersulit?
Per 1 Januari 2024, tarif sewa Blok A luar yang semula Rp11.868.000, berkurang menjadi Rp7.120.000.
Blok A dalam, yang semula Rp11.196.000 menjadi Rp6.700.000, dan Blok B luar yang semula Rp9.156.000 menjadi Rp5.400.000.
Sementara untuk Blok B dalam yang semula nilai sewanya sebesar Rp6.852.000 dipotong menjadi Rp4.100.000, dan Blok C (ruko) yang semula Rp30.060.000 turun menjadi Rp18.030.000.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Kontrak Shin Tae-yong hingga Juni 2024
Sinoeng mengungkapkan, keputusan Pemkot Salatiga telah memperhatikan dengan seksama, mencermati dengan teliti, dan juga memperhatikan aspirasi baik dari anggota DPRD, tokoh agama, tokoh masyarakat, termasuk para pedagang.
Kepala Dinas Perdagangan Salatiga, Kusumo Aji mengatakan, sosialisasi berkaitan dengan tarif sewa kios dan ruko yang ada di Pasar Rejosari Salatiga menghadirkan sekitar 70 pedagang Pasar Rejosari.
Setelah hampir 15 tahun mangkrak, kini sudah dibangun lagi. Meski demkian, animo para pedagang hingga saat ini belum sesuai yang dikehendaki, yakni baru 50 persen saja.
