SALATIGA, harianmerapi.com – Sekretaris Komisi B DPRD Salatiga, Budi Santoso mengungkapkan bahwa perencanaan pada pembangunan Pasar Rejosari Salatiga terjadi ‘khilaf perencanaan’.
Akibatnya, untuk kelengkapan keamanan Pasar Rejosari Salatuga yang kini sudah selesai ternyata belum ada hydrant dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
“Kalau menurut kami perencanaan oleh Dinas Perdagangan tidak baik dan terjadi khilaf perencanaan sehingga kelengkapan hydrant dan IPAL menyusul di belakang setelah fisik selesai,” tandas Budi Santoso kepada wartawan, di ruang kerja pimpinan DPRD Salatiga, Kamis (23/12/2021).
Pertimbangan dalam penganggaran hydrant dan IPAL Pasar Rejosari di tahun 2022 tersebut semata-mata untuk memberikan keamanan pasar dan kenyamanan.
“Hydrant dan IPAL harus ada karena merupakan syarat kelengkapan keamanan seperti pengalaman kebakaran. Soal perencanaan yang salah dan terlupakan urusan dinas teknis,” tandas Budi Santoso.
Diberitakan Diketahui Pasar Rejosari yang mangkrak hampir 13 tahun pasca kebakaran tahun 2008, bisa dibangun menggunakan dana APBD Salatiga 2021 dengan alokasi Rp23 miliar.
Baca Juga: UKSW Salatiga Bina 6 BUMDes di Kabupaten Semarang, Soal Tata Kelola Keuangan dan Pembukuan
Dalam pelaksanaan pembangunan dan proses lelang dilaksanakan rekanan pelaksana dengan penawaran kurang lebih Rp22,5 miliar.*