“Yang jelas, penempatan nasi menggunakan dandang dan kukusan bambu di kuliner tempat kami, bukan sekadar untuk tampil beda,” tandas Yamini.
Dengan cara tersebut, lanjutnya, antara lain menjadikan tingkat kehangatan nasi tetap terjaga, lebih awet dan cita rasanya tak berubah.
“Lain halnya jika menggunakan magic com, nasi yang dimasak pagi pada siang atau sore hari kadang sudah beda rasa dan aroma,” terangnya.
Ditambahkan Yamini, tak sedikit pelanggan Omah Kluwih mengatakan, nasi yang ditempatkan pada dandang serta kukusan bambu dan dipanaskan menggunakan angklo menggunakan arang kayu memiliki cita rasa serta aroma khas.
Baca Juga: Awas tayangan LGBT, orang tua tak boleh lengah
“Kualitas beras sebagai bahan nasi maupun bubur nasi berpengaruh pula pada cita rasa dan aroma. Kami selalu menggunakan beras kualitas bagus,” tandasnya.
Sementara itu salah satu tim manajemen Omah Kluwih, Imam N menambahkan, pihaknya juga selalu menghadirkan live musik, baik siang maupun malam hari.
Ketika ingin sekadar nyantai menikmati aneka alunan lagu-lagu, sekaligus menikmati makanan ringan dan minuman, dipersilakan pula.
Beberapa makanan ringan yang dapat dipilih, misalnya bakwan, mendoan, tahu walik, kentang dan pisang goreng. Minumannya seperti aneka kopi, jahe serai, jahe susu, wedang uwuh dan serai jahe.
Baca Juga: Aturan baru di Sukoharjo, kendaraan berat disarankan gunakan jalur lingkar
“Tapi konsumen yang datang ke Omah Kluwih mayoritas biasa ingin makan makanan berat, baik menggunakan nasi maupun bubur nasi dengan pilihan sayur dan lauk sesuai selera,” ungkapnya. *
