Dalam perkembangannya, lanjut Dewi, ia diangkat menjadi guru tetap (PNS). Suatu saat, ia dan suaminya membuka warung nasi rames dan menyediakan beberapa jenis makanan.
Pembuatan talam ubinya, akhirnya berhenti. Sekitar delapan tahun lalu, usaha warung makannya tak berlanjut, namun ia dan suaminya fokus pada penjualan jajan pasar.
Seiring perjalanan waktu, kios jajan pasarnya bertambah satu, sehingga punya dua kios, yakni Dewi 1 dan Dewi 2. Khusus yang Dewi 2 (lokasi juga di Ngebel Tamantirto) dipegang oleh anak sulung dan menantunya.
Sedangkan di Dewi 1, lebih banyak dijaga suaminya, namun setiap pas tak mengajar di SD, ia banyak berada di kios jajan pasarnya. Jam buka pada Ramadhan antara pukul 14.00 hingga selepas Maghrib.
Baca Juga: Tragis, Pekerja Bongkaran Tower asal Malang Tewas di Slawi Tegal
“Semua makanan terutama jenis makanan basah yang awetnya hanya sehari-dua hari merupakan titipan. Sebelum kios jajan pasar kami tutup, para penitip makanan-minuman ke sini lagi,” jelas Dewi. *