JOGJA, harianmerapi.com - Tokoh politik PDIP yang juga Menteri PAN-RB, Tjahjo Kumolo meninggal dunia Jumat (1/7/2022).
Meninggal dunia berarti mengalami kematian. Kematian adalah sebuah keniscayaan.
Makhluk bernyawa yang hidup di dunia ini akan mengalami kematian. Sebuah proses yang mencerminkan kasih sayang Allah Swt.
Tidak hanya manusia, hewan juga mengalami kematian.
Dalam kematian, ruhnya meninggalkan jasad, untuk selanjutnya menempuh perjalanan menuju ke asalnya, di sisi Sang Pencipta.
Jalaluddin Rahmat dalam buku Memaknai Kematian menyampaikan ada satu makna kematian yang diajarkan oleh orang-orang suci sepanjang sejarah dan bersumber dari Rosulullah Muhammad SAW. Yaitu kematian sebagai proses penyucian.
Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarij Al-Salikin yakni sebuah kitab yang tediri 3 jilid dan khusus menafsirkan ayat Iyyaka Na'budu wa iyyaka nastain, pada bab tentang taubat bercerita tentang attamhish atau proses pembersihan atau pemutihan.
Baca Juga: Pemain Asing PSS Sleman Belum Komplet, Jihad Ayoub Belum Pasti Bergabung
Disebutkan dahulu manusian berasal dari Allah dalam kadaan suci, kemudian kembali kepada-Nya mestinya dalam keadaan suci pula.
Proses penyucian itu terjadi tiga kali atau dalam episoden kehidupan, karena besarnya kasih sayang Allah Swt.
Pertama penyucian di dunia. Kedua penyucian di alam barzakh. Dan ketiga di alam akhirat.
Di dunia penyucian ini dilakukan oleh tubuh dan ruh, sebab yang melakukan dosa ruh dan tubuh atau jazad. Penyucian melalui taubat dan berjanji atau bertekad tidak mengulangi perbuatan.
Allah melakukan penyucian diri manusia yang tidak bertaubat dengan musibah. Bencana-bencana yang menimpa akan menghapuskan dosa-dosa.
Dalam hadis sahih Bukhari-Muslim disebutkan ' Kalau seorang mukmin ditimpa musibah, kelelahan atau keresahan atau duri yang melukainya, maka ia menjadi penghapus pada dosa-dosa.