harianmerapi.com - Penguasa Kerajaan Majapahit Prabu Brawijaya sebenarnya sudah mendengar tentang tersebar luasnya penyebaran Islam di pantai utara Jawa, yang dilakukan oleh Sunan Gresik.
Tak dipungkiri, berkat tersebar luasnya agama Islam yang dianut masyarakat setempat, maka kehidupan rakyat menjadi tenteram,
rukun dan damai, sehingga ujung-ujungnya kesejahteraan bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Tak pelak Prabu Brawijaya menyatakan kesediaann menerima kunjungan Sunan Gresik, Mendengar kabar itu, Sunan Gresik langsung mempersiapkan diri beserta pengiringnya untuk pergi ke pusat pemerintahan Majapahit.
Ketika sampai di istana, Sunan Gresik beserta pengirinya mendapat sambutan hangat dari baginda raja.
Kesempatan ini dimanfaatkan Sunan Gresik untuk menyampaikan tentang ajaran Islam.
Ternyata baginda raja terkesan dengan sopan santun dan keluhuran budi pekerti Sunan Gresik, sekalipun raja belum berkenan untuk masuk agama Islam.
Meski demikian Sunan Gresik tidak putus asa. Ia minta izin pada baginda raja untuk diberi izi berdakwah di Majapahit.
Baginda raja tidak keberatan, bahkan beliau memberi Sunan Gresik hadiah berupa sebidang tanah yang terletak di pinggiran kota Gresik yang sekarang dikenal dengan nama kampung Gapura.
Penyerahan salah bagian wilayah Gresik oleh Raja Majapahit pada Sunan Gresik ini, sebenarnya merupakan taktik sang raja agar masyarakat Gresik yang kebanyakan sudah memeluk Islam tidak melakukan pemberontakan.
Maklum, saat itu baginda raja masih memeluk Hindu. Toh demikian Sunan Gresik sudah tahu maksud raja memberinya sebidang tanah tersebut.
Tak lain tak bukan agar mendamaikan masyarakat yang beragama Islam di daerah tersebut dengan baginda raja.
Selanjutnya amanat sang raja majapahit tersebut diterima Sunan Gresik dengan tulus dan ikhlas.