harianmerapi.com - Perjuangan menyelamatkan pusaka Kerajaan Majapahit yng dilakukan Ki Ageng Tunggul Wulung sepertinya sudah mendekati ujungnya.
Terdengr suara orang berbisik di ujung jalan setapak yang menuju ke arah goa. Ki Ageng Tunggul Wulung terperanjat. Spontan beliau meraba tangkai keris di punggungnya.
“Jangan menghunus kerismu! Aku Kusumayuda”, kata orang itu.
“Oh. Maafkan, Kakang. Kukira siapa?”
“Kau belum tidur malam ini? Dan kau sempat melihat seleret sinar di langit tadi?”, bertanya Ki Gede Kusumayuda.
“Ya. Kami warga Dukuhan baru saja menyelenggarakan pertemuan di Banjar desa sekalian berdoa kepada yang Maha Kuasa agar diberi petunjuk”, jawab Ki Ageng Tunggul Wulung.
“He.eh, bagus sekali. Barangkali petunjuk dari Yang Maha Kuasa itu telah dekat, Adi. Di dalam goa itu lenggah Ki Gede Pamanahan. Ayo kita temui siapa tahu beliau membawa petunjuk itu!”, ajak Ki Gede Kusumayuda.
Suasana dalam goa kecil itu gelap sekali dan hanya diterangi dengan uplik yakni sigaran mancung bunga kelapa yang telah kering.
Nyalanya hanya berupa bara sebesar puntung rokok, namun bagi kwtiga orang berilmu tinggi itu tidak masalah karena mereka memiliki ketajaman penglihatan melebihi orang kebanyakan, mata mereka seperti mata burung hantu.
Baca Juga: Menyelamatkan Pusaka Kerajaan Majapahit 2: Dibantu Prajurit Makhluk Halus Menuju ke Arah Barat Daya
Kepada Ki Gede Pamanahan, ki Gede Kusumayuda memperkenalkan Ki Ageng Tunggul Wulung lengkap dengan kuwajiban dan tanggungjawab yang diembannya dari Sinuwun Prabu Brawijaya Kertabumi.
"Hmmmm, jadi pusaka-pusaka sakti Keraajaan Majapahit itu sudah ada di tanganmu, Ki Sanak?”, bertanya Ki Gede Pamanahan sambil mengangguk-anggukkan kepala.
“Betul, Ki Gede Pamanahan. Salah satunya keris ini!”, Ki Ageng Tunggul wulung mencabut keris yang disengkelit di punggungnya.
“Ouw, ini Kiai Pulung Geni”, kata Ki Gede Pamanahan paham akan keris tersebut. Kemudian dilolosnya keris tadi dari wrangkanya dan didekatkan pada bara uplik.
Ternyata keris tadi memancarkan cahanya terang sekali, “Benar, ini pusaka sakti Majapahit yang disebut Kiai Pulung Geni."