harianmerapi.com - Pada masa lain dalam cerita legenda, Sunan Tembayat menyebarkan patembayatan ke penduduk sekitar, ada orang yang tidak berkenan.
Dia adalah Ki Prawira Sakti. Seorang dukun sakti yang merasa tertandingi. Ki Prawira Sakti memberi tiga tantangan kewibawaan kepada Sunan Tembayat.
Tantangan pertama adalah menangkap merpati terbang. Tantangan kedua adalah menangkap udeng yang dilempar. Tantangan ketiga adalah mencari tempat dimana Ki Prawira Sakti bersembunyi.
“Jika aku menang. Ki Sanak tidak boleh lagi mengajarkan Patembayatan. Ki Sanak dan seluruh murid Ki Sanak harus oncat dari wilayah ini.”
“Lalu jika saya yang menang?” Begitu Sang Sunan memastikan.
“Tidak bakalan!”
Ki Prawira Sakti langsung melepas seekor merpati yang melesat ke langit tinggi. Sunan Tembayat mengambil selopnya dan melemparkan ke langit.
Selop itu terbang mengenai merpati dan kembali dengan membawa merpati ke tangan Sunan Tembayat.
Melihat hal itu, Sang Dukun melemparkan udengnya ke langit hingga tak terlihat. Setelah dipersilakan Sang Dukun, Sunan Tembayat melemparkan selop satunya lagi yang langsung mengejar udeng Sang Dukun.
Selop itu berputar seperti bumerang, mengejar udeng dan membawanya kembali ke tangan Sunan Tembayat.
Sang dukun geram. Mendadak ia menghilang dari pandangan. Sunan Tembayat memperhatikan daerah sekitar. Dengan tenang Sang Sunan pun menuju sebuah bongkah batu besar di kejauhan.
Dipecahkannya batu itu. Di dalamnya Sang Dukun ditemukan. Ketiga tantangan itu pun dimenangkan dengan mudah oleh Sunan Tembayat.
Baca Juga: Legenda Sunan Tembayat 3: Pangeran Mangkubumi Lupa Diri Menjadi Suka Kemewahan dan Sombong