Legenda Sunan Tembayat 9: Perjalanan Pangeran Mangkubumi Jadi Asal Usul Nama Daerah Bendogantungan dan Wedi

photo author
- Selasa, 5 April 2022 | 20:05 WIB
Demit-demit itu dibuat bergelantungan menjdi asal usul daerah Bendogantungan. (Ilustrasi Pramono Estu)
Demit-demit itu dibuat bergelantungan menjdi asal usul daerah Bendogantungan. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Dalam legenda Sunan Tembayat dikisahkan asal-usul nema desa Teras, Bendogantungan dan juga Wedi.

Salah satu daerah yang dilalui adalah Teras. Dalam bahasa Jawa teras ini berarti terus.

Pangeran Mangkubumi masih meneruskan perjalanan ke arah selatan. Sesampainya di sebuah dusun kecil dengan pepohonan yang menjulang, Pangeran Mangkubumi diikuti oleh demit atau memedi.

Baca Juga: Legenda Sunan Tembayat 1: Semarang Lama Dahulu Bernama Pragota, Daerah Pesisir dengan Gugusan Pulau Kecil

Demit-demit ini berusaha menakut-nakuti Pangeran Mangkubumi. Namun Sang Pangeran tidak peduli. Ia terus saja berjalan ke arah selatan.

Merasa tidak dihiraukan, para demit ini semakin sering menampakkan diri. Meden-medeni. Pangeran Mangkubumi pun menjadi jengkel.

Para demit yang mendadak muncul di depannya itu digertak oleh Sang Pangeran. Kekuatan gertakan yang dahsyat itu menyebabkan para demit itu terkejut dan terpental hingga bergelantungan di pohon besar.

Para demit yang tergantung itu tidak bisa bergerak turun. Mereka meminta ampun. Pangeran Mangkubumi pun berujar.

“Ben do gantungan!”

Baca Juga: Legenda Sunan Tembayat 2: Ki Ageng Pandanaran Wafat Digantikan Pangeran Mangkubumi, Menemukan Wilayah Semarang

Maka dusun daerah itu kemudian dikenal dengan nama dusun Bendogantungan. Posisi dusun ini berada di wilayah Desa Sumberejo, Klaten Selatan.

Terlepas dari gangguan para demit, Pangeran Mangkubumi melanjutkan perjalanan ke arah selatan hingga tiba di sebuah desa.

Melihat daerah pedesaan ini, Pangeran Mangkubumi bermaksud untuk tinggal sementara. Sambil menunaikan titah ayahanda untuk tetap menebarkan kebaikan Islam.

Dalam Babad Demak pada pupuh Dhandhanggula, Pangeran Mangkubumi menyamar menjadi penduduk biasa. Di desa ini Sang Pangeran menjadi pelayan Nyai Tesik, juragan kue serabi.

Suatu hari Nyai Tesik menyuruh Pangeran Mangkubumi membeli beras sebagai bahan membuat serabi. Sang Pangeran pun menuju ke arah pasar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X