harianmerapi.com - Dalam legenda Sunan Tembayat, selama perjalanan dari Semarang menuju Jabalkat Pangeran Mangkubumi memberi tetenger nama beberapa daerah yang dilalui.
Setelah memberi nama Salatiga, maka selanjutnya adalah daerah yang kemudian diberi nama Boyolali hingga sekarang.
Saat Nyai geng Kaliwungu tak juga sampai, Pangeran Mangkubumi bertanya-tanya sendiri. Apakah istrinya ini sudah lupa bahwa mereka masih dalam perjalanan.
Maka setelah menunggu beberapa waktu lagi dan istrinya tak juga tiba, Pangeran Mangkubumi memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah Pangeran Mangkubumi jauh berjalan, Nyai Ageng Kaliwungu tiba di batu besar tempat Pangeran Mangkubumi beristirahat.
Nyai Ageng pun melepas lelah di batu itu. Sambil beristirahat Nyai Ageng bergumam.
“Kyai, baya wis lali garwane. Teko ninggal bae.”
Apakah Kyai sudah lupa sama istri. Kok main tinggal saja. Begitulah kiranya Nyai Ageng nguda rasa.
Selang beberapa saat, Nyai Ageng Kaliwungu merasa sudah cukup beristirahat, ia pun kembali berangkat.
Artikel Terkait
Legenda Sunan Tembayat 4: Sunan Kalijaga Kecewa Pangeran Mangkubumi Tak Paham dengan Pesan yang Dikirimnya
Legenda Sunan Tembayat 5: Sunan Kalijaga Mau Menerima Pangeran Mangkubumi Asal Mampu Memenuhi Empat Syarat
Legenda Sunan Tembayat 6: Pangeran Mangkubumi Meninggalkan Semarang Menyusul Sunan Kalijaga ke Jabalkat
Legenda Sunan Tembayat 7: Dihadang Penyamun, Menjadi Asal Usul Nama Daerah Salatiga