harianmerapi.com - Sunan Bayat memiliki nama lain Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Tembayat, Sunan Pandanaran (II), Wahyu Widayat atau Sunan Tembayat.
Beliau adalah tokoh penyebar agama Islam di Jawa yang disebut-sebut dalam sejumlah babad serta cerita-cerita lisan. Beliau juga terkait dengan sejarah Kota Semarang dan penyebaran awal agama Islam di Jawa.
Syahdan. Kisaran antara abad 8 hingga 15 M, kota Semarang adalah sebuah wilayah yang bernama Pragota.
Baca Juga: Kisah Misteri Penambang Pasir Diselamatkan Batu Besar Ketika Ada Banjir Bandang
Pragota pada awalnya merupakan daerah pesisir yang memiliki gugusan pulau kecil. Garis pantai utara laut Jawa pada masa dulu menjorok beberapa kilometer ke wilayah daratan.
Daerah yang sekarang dikenal dengan kota Semarang Lama atau Semarang bawah pada masa dahulu masih berbentuk lautan yang memiliki pelabuhan.
Pelabuhan itu pada masa sekarang diperkirakan mulai dari Pasar Bulu memanjang hingga sampai ke wilayah pelabuhan Simongan.
Tempat yang diperkirakan menjadi daerah pendaratan armada Laksamana Cheng Ho pada tahun 1405 M. Berkat adanya pengendapan yang terjadi secara terus menerus, gugusan pulau itu akhirnya menyatu menjadi daratan yang kemudian ditumbuhi pepohonan.
Pada masa akhir abad ke-15, Sayyid Abdul Qadir atau Raden Harya Madya Pandan, salah seorang putra dari Maulana Ishaq, mendapatkan titah – versi lain menyebut berinisiatif sendiri – untuk menyebarkan Islam di daerah Pragota.
Raden Harya Madya Pandan mendatangi wilayah di daerah barat Demak tersebut. Sang Raden mengajak pengikutnya dan keluarganya termasuk putranya Pangeran Mangkubumi untuk turut serta melakukan perjalanan ke Pragota.
Pada suatu hari setelah jauh perjalanan dari kota Demak. Raden Harya Madya Pandan dan rombongannya tiba di perbukitan Pragota.
Wilayah ini ternyata memiliki hutan dan tanah yang subur. Raden Harya Madya Pandan merasa cocok untuk tinggal. Babat alas pun mulai dilakukan.
Wilayah hutan itu diubah menjadi pedesaan dan lahan pertanian. Raden Harya Madya Pandan pun tetap ingat tujuan utama ia datang; menyiarkan kebaikan Islam.
Maka pembangunan pemukiman penduduk beriringan dengan pembangunan tempat tinggal, masjid dan langgar yang digunakan untuk tempat para santri belajar.