Legenda Sunan Tembayat 1: Semarang Lama Dahulu Bernama Pragota, Daerah Pesisir dengan Gugusan Pulau Kecil

photo author
- Kamis, 31 Maret 2022 | 20:05 WIB
Raden Harya Madya Pandan juga mengajarkan bagaimana mengolah lahan pertanian  (Ilustrasi Pramono Estu)
Raden Harya Madya Pandan juga mengajarkan bagaimana mengolah lahan pertanian (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Sunan Bayat memiliki nama lain Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Tembayat, Sunan Pandanaran (II), Wahyu Widayat atau Sunan Tembayat.

Beliau adalah tokoh penyebar agama Islam di Jawa yang disebut-sebut dalam sejumlah babad serta cerita-cerita lisan. Beliau juga terkait dengan sejarah Kota Semarang dan penyebaran awal agama Islam di Jawa.

Syahdan. Kisaran antara abad 8 hingga 15 M, kota Semarang adalah sebuah wilayah yang bernama Pragota.

Baca Juga: Kisah Misteri Penambang Pasir Diselamatkan Batu Besar Ketika Ada Banjir Bandang

Pragota pada awalnya merupakan daerah pesisir yang memiliki gugusan pulau kecil. Garis pantai utara laut Jawa pada masa dulu menjorok beberapa kilometer ke wilayah daratan.

Daerah yang sekarang dikenal dengan kota Semarang Lama atau Semarang bawah pada masa dahulu masih berbentuk lautan yang memiliki pelabuhan.

Pelabuhan itu pada masa sekarang diperkirakan mulai dari Pasar Bulu memanjang hingga sampai ke wilayah pelabuhan Simongan.

Tempat yang diperkirakan menjadi daerah pendaratan armada Laksamana Cheng Ho pada tahun 1405 M. Berkat adanya pengendapan yang terjadi secara terus menerus, gugusan pulau itu akhirnya menyatu menjadi daratan yang kemudian ditumbuhi pepohonan.

Pada masa akhir abad ke-15, Sayyid Abdul Qadir atau Raden Harya Madya Pandan, salah seorang putra dari Maulana Ishaq, mendapatkan titah – versi lain menyebut berinisiatif sendiri – untuk menyebarkan Islam di daerah Pragota.

Baca Juga: Pesona Nyi Mas Gandasari 7: Meninggalkan Petilasan Sumur dan Lumbung Padi, Digelar Haul Setiap Bulan Oktober

Raden Harya Madya Pandan mendatangi wilayah di daerah barat Demak tersebut. Sang Raden mengajak pengikutnya dan keluarganya termasuk putranya Pangeran Mangkubumi untuk turut serta melakukan perjalanan ke Pragota.

Pada suatu hari setelah jauh perjalanan dari kota Demak. Raden Harya Madya Pandan dan rombongannya tiba di perbukitan Pragota.

Wilayah ini ternyata memiliki hutan dan tanah yang subur. Raden Harya Madya Pandan merasa cocok untuk tinggal. Babat alas pun mulai dilakukan.

Wilayah hutan itu diubah menjadi pedesaan dan lahan pertanian. Raden Harya Madya Pandan pun tetap ingat tujuan utama ia datang; menyiarkan kebaikan Islam.

Maka pembangunan pemukiman penduduk beriringan dengan pembangunan tempat tinggal, masjid dan langgar yang digunakan untuk tempat para santri belajar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X