harianmerapi.com - Konsekuensi pacaran tanpa batas tentu adalah kehamilan. Begitu pula dengan Kusin yang pacaran dengan Lince dengan bebas, sehingga kini ia harus tanggung jawab.
Hari itu Lince memaksak Kusin untuk pergi lagi. Katanya ada sesuatu hal penting yang akan dibicarakan.
Kusin pun menyambut dengan senang hati. Ia menduga Lince pasti akan mengajaknya ke tempat dimana mereka biasa melakukan perbuatan bejat. Sebuah penginapan terpencil yang tak banyak diketahui orang.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 1: Jadi Preman Kampung Hanya karena Mencari Perhatian Orangtua
Namun ternyata dugaannya salah. Lince justru mengajaknya ke taman tempat wisata. Hawanya memang sejuk, namun banyak orang di sekitar yang juga tengah berwisata.
"Kenapa ngajak ke sini?" tanya Kusin.
"Tempat ini sepertinya cocok untuk kita bicara serius," jawab Lince.
"Tapi banyak orang."
"Memangnya kenapa? Mereka hanya ingin bersenang-senang, tak akan memperhatikan kita," jawab Lince santai.
"Baiklah, sekarang apa yang Lince hendak sampaikan?" tanya Kusin tak sabar.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 2: Suka Berbuat Kriminal, Sering Berurusan dengan Polisi Tetap Tidak Kapok
Lince hanya diam saja. Matanya menatap tajam wajah Kusin yang penuh tanda tanya.
"Apakah kiranya mas Kusin siap mendengar ucapanku?" tanya Lince lagi yang membuat Kusin makin penasaran.
Kusin pun memegang tangan Lince dan mendekatkan wajahnya.
"Jangan membuatku makin penasaran. Apa sebenarnya yang akan Lince sampaikan."
Tanpa menyawab, tangan Kusin yang memegang jemari Lince pun ditarik diarahkan ke perutnya. Lince menggeser-geserkan tangan Kusin ke bagian perut Lince.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 3: Tindak Kriminal dan Mabuk-mabukan Berkurang Setelah Berkenalan dengan Wanita
"Apa maksudnya ini? tanya Kusin.
"Di sini ada calon anakmu," kata Lince sambil tersenyum.