harianmerapi.com - Masa pacaran jika tidak hati-hati bisa terbuai rayuan setan. Jika itu terjadi perbuatan maksiat menanti dan akhirnya bisa berbadan dua.
Jawaban Lince yang menerima cintanya, membuat hati Kusin berbunga-bunga. Tak pernah rasa melambung seperti ini dia alami sepanjang hidupnya.
Sepertinya Kusin tak sanggup lagi mengungkapkan suka citanya melalui kata-kata.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 1: Jadi Preman Kampung Hanya karena Mencari Perhatian Orangtua
Setelah jadian, dua insan lain jenis itu pun lengket seperti tak terpisahkan. Didukung suasana yang sepi dan romantis, membuat mereka jadi lupa diri.
Tak terasa hari semakin sore dan tahu-tahu situasi kiri kanan mereka sudah sangat sepi. Hanya remang-remang yang tampak. Namun begitu, sama sekali tak ada rasa takut di hati mereka.
"Duh, tahu-tahu sudah gelap," kata Lince mengingatkan Kusin bahwa hari sudah menjelang malam.
"Sepertinya waktu berlalu sangat cepat sekali. Sebenarnya aku tak mau pergi dari sini karena masih ingin berlama-lama denganmu," kata Kusin.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 2: Suka Berbuat Kriminal, Sering Berurusan dengan Polisi Tetap Tidak Kapok
"Nggak bisalah, ini hari sudah malam, kita harus pulang," pinta Lince.
Namun Kusin bersikukuh tidak mau beranjak dari tempat tersebut. Hingga akhirnya ditempuh jalan tengah, mencari tempat untuk menginap.
Kusin setuju, karena di tempat tersebut memang ada beberapa losmen yang menyediakan untuk menginap para wisatawan yang kemalaman atau memang sengaja ingin bermalam.
Ada ungkapan yang mengatakan jika laki dan perempuan berdua di tempat sepi, maka yang ketiga adalah setan. Dan inilah saatnya setan merayu Kusin dan Lince untuk melakukan perbuatan maksiat.
Baca Juga: Manusia Bisa Berubah 3: Tindak Kriminal dan Mabuk-mabukan Berkurang Setelah Berkenalan dengan Wanita
Malam itu di sebuah losmen yang sepi, perbuatan terlarang pun mereka lakukan dengan leluasa. Apalagi sepertinya Lince sudah terbiasa melakukan hal itu.
