harianmerapi.com - Prapto menyadari sepenuhnya dirinya bestatus sebagai mantan napi. Namun ia juga manusia biasa yang butuh tetap bisa hidup bermasyarajat secara wajar.
Berbeda dengan teman-teman sekantornya yang senantiasa mendukung penuh pada Prapto, para tetangga kiri kanan memberi respon yang berbeda-beda.
Ada yang simpati, tapi tak sedikit pula yang terkesan memandang rendah pada Prapto.
Baca Juga: Suamiku Dipenjara 1: Kegelisahan Seorang Istri Pertanda Kejadian Buruk atau Musibah Menimpa Suami
Prapto juga mendengar kabar bahwa status dirinya pernah dibahas dalam rapat RT. Ada yang sempat mempersoalkan statusnya sebagai mantan napi.
Tapi forum akhirnya sepakat untuk nantinya tetap menerima kehadiran Prapto sebagai warga yang pantas diperlakukan seperti warga lainnya.
Mereka maklum, Prapto masuk penjara bukan karena berbuat kriminal, namun lebih disebabkan kelalaian saja saat bekerja.
Peran Pak RT dalam mengarahkan warganya agar bersikap toleran pada semua warga sangat besar, sehingga kesepakatan itu bisa diterima oleh semua pihak.
Baca Juga: Kasus Ayah Cabuli Anak Kandung di Salatiga Sudah P-21 dari Kejaksaan
"Mari kita merenung sejenak, bagaimana perasaan bapak-bapak seandainya musibah yang dialami Pak Prapto itu menimpa diri bapak-bapak.
Orang seperti Pak Prapto itu perlu diberi dukungan, bukan malah diejek atau disingkirkan," kata Pak RT.
Tak ada warga yang berani membantah, karena tentunya mereka juga tak ingin mengalami musibah seperti Prapto.
Mendengar cerita tersebut, Prapto pun berniat akan sowan ke rumah Pak RT, begitu dia nanti pulang ke rumah usai mengikuti acara di kantornya.
Dan memang sudah menjadi kewajiban setiap warga untuk melapor ke Pak RT, setiap kali ada kejadian.