Suamiku Dipenjara 11: Baik Buruk Selalu Digunjing Tetangga, Aib pun Disebar Jadi Bahan Gibah dan Fitnah

photo author
- Kamis, 30 Desember 2021 | 15:00 WIB
Jumirah merasa para tetangga selalu menggunjing dirinya.         (Ilustrasi Sibhe)
Jumirah merasa para tetangga selalu menggunjing dirinya. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Risiko hidup bertetangga baik buruk selalu jadi omongan, terlebih lagi menyangkut aib. dengan cepat pasti akan menyebar jadi bahan gibah dan fitnah.

Serapat-rapatnya untuk menutup rahasia, tetap saja akhirnya bocor juga. Entah dari mana awal mulanya, kabar tentang perselingkuhan Jumirah dengan Klimin tiba-tiba sudah menyebar di lingkungan tetangga.

Secara bisik-bisik, ibu-ibu selalu saja membicarakan hal itu. Bahkan lama-lama ceritanya berkembang karena ada saja yang menambah-nambah sendiri tanpa berdasarkan bukti yang jelas.

Baca Juga: Suamiku Dipenjara 1: Kegelisahan Seorang Istri Pertanda Kejadian Buruk atau Musibah Menimpa Suami

Sepertinya menyebar aib orang lain menjadi hal yang sangat menyenangkan, tanpa memikirkan benar tidaknya dan perasaan orang yang dipergunjingkan.

Padahal mereka yang menggunjing juga rajin mengikuti pengajian di masjid. Toh demikian, mereka sepertinya jadi lupa dengan apa yang sering disampaikan ustadz, jika sudah berkumpul dan ada salah satu yang memancing pembicaraan.

Allah SWT telah berfirman, yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(Al-Hujurat : 12)

Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam

Pergunjingan soal aib dirinya oleh para tetangga, membuat Jumirah merasa sangat malu. Bahkan awalnya ia tak berani keluar rumah, rasanya takut berhadapan dengan ibu-ibu tetangga.

Namun karena kebutuhan harus mencari nafkah, mau tidak mau Jumirah tetap harus bersosialisai. Dan kenyataannya, tidak semua ibu-ibu memandang rendah dirinya.

Masih ada tetangga yang membela dirinya dan memberi hiburan untuk menguatkan hatinya.

Baca Juga: Cerita Misteri Ditolong Pasang Pedal Sepeda Onthel oleh Orang yang Sudah Meninggal Tujuh Hari yang Lalu.

"Beginilah risiko hidup bertetangga mbak, baik buru pasti jadi omongan. Apalagi hal-hal yang buruk, pasti akan cepat berkembang."

"Mereka bahkan sebenarnya tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Berserah diri saja pada Allah SWT, pasti hatimu akan kuat," tutur Bu Kirno, yang memang dikenal punya pemikiran lebih bijak dan ngayomi di kalangan para tetangga. (Bersambung) *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X