harianmerapi.com - Bagi orang meninggal biasanya diadakan selamatan mulai dari tujuh hari hingga seribu hari. Pakdhe Sarijo punya cerita misteri ditolong orag yang ternyata sudah mennggal dan tengah diadakan selamatn tujuh hari.
Tahun 1970 sepeda onthel masih menjadi sarana transportasi dominan bagi masyarakat di Yogyakarta.
Begitu juga dengan Pakdhe Sarijo, setiap hari berangkat berdagang buah di Pasar Beringharjo dengan mengendarai sepeda genjot sambil memboncengkan krombong untuk membawa dagangan.
Baca Juga: Suamiku Dipenjara 6: Sudah Mendapat Musibah, Menjadi Korban Fitnah dan Ghibah Para Tetangga
Kali itu pas musim duku maka Pakdhe Sarijo krombongnya dipenuhi buah duku. Jika sedang mujur dagangan segitu banyak bisa habis dan mendapat untung lumayan.
Namun jika lagi apes dagangan ditunggui dari pagi sampai lepas Maghrib pembeli hanya beberapa orang saja dan sisa dagangan terpaksa dibawa pulang lagi.
“Uuuuukh....”, Pakdhe Sarijo mengeluh. Ketika menaiki jalan tanjakan di timur dusunnya tiba-tiba pedal kiri pothol, dia hampir terjatuh.
Beruntung bagian bawah krombongnya bisa nyagak ke aspalan tatkala posisi sepedanya miring. Dia mencoba menyabarkan hatinya, dicarinya pedal yang pothol tadi kesana-kemari.
Baca Juga: Mengasah Hati Nurani Remaja dengan Iman agar Menjadi Pribadi yang Berperilaku Positif
Kalau tidak ketemu tekadnya Pakdhe Sarijo mau menuntun sepedanya, toh jarak ke rumah hanya tinggal 1 Km saja ke arah barat.
“Mencari apa, Pakdhe?”, tanya seseorang yang mendadak sudah ada di dekatnya.
Pakdhe Sarijo menoleh, “Oooo... sampeyan ta, Kang Pardal? Anu kang, pedhalku pothol sejak tadi aku cari-cari kok tidak ketemu? Apa ngglindhing ke perengan situ? Kang Pardal masih bukak bingkil di situ?” kata Pakdhe Sarijo bertanya.
“Tak usah dicari. Ini kuberi lungsuran pedal sekalian tak pasangke,” jawab Pardal lalu dengan cekatan lelaki bengkel itu memasang pedal, sebentar kemudian beres.
Baca Juga: Ikan Ini Tak Dimasak pada Malam Tahun Baru karena Eman-eman, Salah Satunya Gurami Kapas
Pakdhe Sarijo mencari dompetnya di dalam krombong. Namun tatkala akan dibayar Kang Pardal sudah pergi, entah kemana.